Logo

PBB Ingatkan Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan Dunia

Reporter:,Editor:

Selasa, 26 February 2019 14:51 UTC

PBB Ingatkan Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan Dunia

Ilustrasi: Pixabay.com

JATIMNET.COM, Surabaya - Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan sistem pangan dunia terancam perubahan iklim yang mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati untuk pangan dan pertanian.

Laporan itu disusun oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) yang diambil dari 91 negara. Studi berjudul "Keanekaragaman Hayati Dunia untuk Pangan dan Pertanian" itu menyoroti dua hal.

Yang pertama, dunia mengandalkan jumlah bahan makanan yang terus berkurang padahal populasi dunia terus tumbuh. Diperkirakan tahun 2050, jumlah populasi dunia diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 10 miliar orang. Yang kedua, jumlah spesies yang mendukung pangan dan pertanian terus menerus berada di bawah ancaman atau bahkan terus menurun.  

BACA JUGA: WHO Perkirakan Seperempat Juta Manusia Meninggal Karena Perubahan Iklim

"Keanekaragaman hayati sangat penting untuk menjaga keamanan pangan global, mendukung diet sehat dan bergizi, meningkatkan mata pencaharian pedesaan, dan meningkatkan ketahanan masyarakat dan masyarakat," kata Direktur Jenderal FAO José Graziano da Silva dilansir dari www.bbc.com, Selasa 26 Februari 2019.

Keanekaragaman hayati pangan dan pertanian ini meliputi keanekaragaman tanaman, hewan, dan mikro organisme lain namun penting dalam penciptaan awal bahan pangan.

BACA JUGA: Hewan Pengerat Australia Dinyatakan Punah Akibat Perubahan Iklim

Contohnya, lebah dan hewan penyerbuk, cacing, bakau, rumput laut dan jamur yang bekerja untuk menjaga tanah tetap subur dan memurnikan udara dan air.

Studi baru ini menyoroti hilangnya keanekaragaman hayati di berbagai belahan dunia. Beberapa negara termasuk Irlandia, Norwegia, Polandia dan Swiss melaporkan penurunan lebah. Di Oman, hilangnya populasi penyerbuk karena panas ekstrem yang terkait dengan perubahan iklim telah mengakibatkan penurunan makanan liar, termasuk buah ara dan beri.

BACA JUGA: Perubahan Iklim Bisa Berdampak pada Jantung Bayi

Menurut penelitian, kurangnya keanekaragaman hayati dapat membuat produksi makanan jauh lebih rentan terhadap guncangan, seperti wabah penyakit dan hama.  

"Kita perlu menggunakan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, sehingga kita dapat merespons tantangan perubahan iklim dengan lebih baik dan menghasilkan makanan dengan cara yang tidak merusak lingkungan kita," ujarnya.
 
Laporan tersebut menyatakan bahwa ada beberapa penyebab signifikan atau pendorong hilangnya keanekaragaman hayati. Yang utama adalah perubahan dalam penggunaan dan pengelolaan lahan dan air, polusi, eksploitasi berlebihan dan panen berlebihan, perubahan iklim, pertumbuhan populasi dan urbanisasi.