Logo

Pasokan Dana Pusat Masih Tinggi, Daerah Diminta Tingkatkan PAD

Reporter:,Editor:

Rabu, 04 March 2020 10:00 UTC

Pasokan Dana Pusat Masih Tinggi, Daerah Diminta Tingkatkan PAD

MENDAGRI. Mendagri Tito Karnavian dalam acara Rapat Kordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Regional I di Surabaya, Rabu, 4 Maret 2020. Foto: Baehaqi Almutoif

JATIMNET.COM, Surabaya – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai pemerintah daerah masih terlalu bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat. Harusnya kepala daerah mulai memikirkan menambah pemasukan lain guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

"Sekarang ini PAD daerah (provinsi) masih 46 persen menyumbang APBD masing-masing. Meski ada yang PAD cukup tinggi seperti DKI Jakarta dan Jatim. Tapi masih ada yang rendah seperti Papua dan Maluku," ujar Tito saat menyampaikan arahan dalam Rapat Kordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Regional I di Surabaya, Rabu, 4 Maret 2020. 

Menurutnya, komposisi APBD kabupaten/kota lebih buruk lagi dimana rata-rata PAD hanya menyumbang 20 persen komposisi APBD. Artinya, 80 persen anggarannya masih sangat tergantung transfer pemerintah pusat. 

BACA JUGA: Belanja Pemerintah Pusat 2019 Capai Rp 1.634,3 Triliun

Meskipun ada beberapa kabupaten/kota seperti Bandung dan di Bali yang memiliki PAD cukup tinggi dari pariwisata.

Tito juga mengimbau pemerintah daerah mengantisipasi dampak ekonomi global akibat tak kunjung selesainya perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina dan merebaknya virus Corona atau Covid-19 yang bisa mempengaruhi aktivitas ekonomi dan pemerintahan. 

Ia meminta kepala daerah membangun jurus jitu untuk meningkatkan PAD sehingga tidak hanya mengandalkan bantuan pusat. "Teman di daerah (perlu) membangun ‘jurus silat’ yang bisa mendapatkan peningkatan PAD," katanya.

BACA JUGA: APBD 2020 Dibahas, DPRD Jatim Sayangkan Anggaran Alat Pertanian yang Menyusut

Tito juga meminta kepala daerah menyiapkan strategi pasar dan sumber pendapatan baru bagi pemerintah daerah. Caranya dengan menggali potensi daerah masing-masing. "Ini butuh seni dan ilmu, yaitu kewirausahaan. Potensi SDM dan SDA, wisata, dan lain-lain. Sehingga PAD meningkat," katanya. 

Tito mengimbau kepala daerah memiliki kemampuan entreuprenership (kewirausahaan). Ia juga menyarankan daerah mengundang pakar yang jago dalam bidang kewirausahaan. "(Yang bisa) meningkatkan PAD tanpa menabrak aturan yang ada," ucapnya.