Kamis, 31 July 2025 04:00 UTC
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Pasar Tanjung yang merupakan pasar induk terbesar di Jember, Kamis, 31 Juli 2025. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Pemkab Jember menghentikan kebijakan Work From Anywhere (WFA) bagi pelajar dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Permintaan itu disampaikan menyusul pulihnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah tersebut.
“Kondisi BBM sudah normal, jadi tidak perlu lagi WFA. Anak-anak harus kembali belajar di sekolah dan pelayanan publik harus berjalan optimal. Ini penting untuk pemulihan ekonomi Jember,” kata Khofifah saat kunjungan kerja di Jember, Kamis, 31 Juli 2025.
Kebijakan WFA sebelumnya diterapkan Bupati Jember Muhammad Fawait melalui Surat Edaran pada Senin, 28 Jui 2025. SE tersebut untuk merespons kelangkaan BBM akibat penutupan jalan nasional penghubung Jember-Banyuwangi di Gunung Gumitir.
Skema WFA ini ditujukan bagi ASN yang tidak menangani layanan langsung dan pelajar tingkat SD hingga SMA guna menekan mobilitas warga.
BACA: Perjuangan Warga Jember Beli BBM, Lewati Lereng Gunung hingga Banyuwangi
Berdasarkan laporan terbaru yang diterima, Khofifah memastikan suplai BBM dari Pertamina kini sudah melebihi kebutuhan harian masyarakat. Ia berharap seluruh aktivitas masyarakat, termasuk pendidikan dan pelayanan publik, segera kembali normal.
“Sejak kemarin, suplai dari Pertamina sudah lebih dari cukup. Hari ini pun stabil. Jadi tidak ada alasan lagi menunda aktivitas,” katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Khofifah didampingi Bupati Jember Muhammad Fawait dan jajaran masing-masing meninjau dua lokasi, Pasar Tanjung dan SPBU Jalan Gajah Mada di Kecamatan Kaliwates.
Selain memantau distribusi BBM, ia juga menyoroti minimnya pasokan beras medium di pasar.
BACA: Timbun dan Jual BBM Subsidi saat Krisis, Delapan Warga Jember Ditangkap
“Semua beras yang dijual premium. Padahal masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah butuh beras medium. Ini harus segera disuplai, terutama dari Bulog lewat program SPHP,” ujar Khofifah.
Ia menekankan perlunya koordinasi antara Bulog, Dinas Pertanian, dan Dinas Ketahanan Pangan agar distribusi beras bisa menjangkau semua segmen pasar secara merata.
“Stoknya aman, tinggal pastikan distribusinya berjalan. Jangan sampai pasar kekurangan,” katanya.
Khofifah menutup dengan ajakan untuk mengakhiri kebijakan darurat dan mendorong normalisasi kehidupan masyarakat.
“Kalau distribusi BBM dan logistik sudah lancar, maka kegiatan belajar-mengajar serta layanan publik harus kembali seperti semula. Ini penting demi pergerakan ekonomi dan kesejahteraan warga Jember,” katanya.
