Selasa, 24 March 2020 12:22 UTC
Ilustrasi: GIlas Audi.
JATIMNET.COM, Mojokerto – RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari menegaskan bahwa seorang pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona dipastikan meninggal karena penyakit menular TBC dan HIV pada Minggu 22 Maret 2020.
Pasien dengan jenis kelamin laki-laki berusia 30 tahun itu dirujuk ke RS setempat setelah sebelumnya dirawat di sebuah rumah sakit di Medan, Sumatra Utara.
“Hasil diagnosa ada TBC-HIV, rujukan dari RS sebelumnya memang PDP, tapi hasil analisa tidak ditemukan pneumonia,” kata Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari dr Gigih Setijawan, saat dikonfirmasi Jatimnet.com melalui sambungan seluler, Selasa 24 Maret 2020.
Gigih menambahkan bahwa pasien tersebut telah menjalani perawatan di Medan selama sembilan hari, dengan status PDP. Dia juga menambahkan bahwa pihak pengantar dari rumah sakit asal menjelaskan pasien terduga PDP.
BACA JUGA: Hasil Swab Diterima, Lima PDP di Mojokerto Negatif Covid-19
Dalam keterangan melalui telepon seluler itu Gigih menyebut pasien tak dirawat di ruang isolasi oleh RS sebelumnya. Kendati dalam keterangannya terduga PDP. Namun pihak RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari langsung memasukkan pasien ke ruang isolasi.
Rumah sakit pelat merah itu langsung melakukan pemeriksaan laboratorium, kendati pasien tidak sadarkan diri saat dirujuk ke RSUD Prof Dr Soekandar, pada Jumat 20 Maret 2020. Langkah ini diambil lantaran pasien juga memiliki riwayat TBC-HIV.
“Hasil lab kami uji ulang, dan ternyata positif TBC-HIV sejak dari RS sebelumnya. Pada saat pengecekan foto toraks, harusnya ada pneumonia jika memang pasien virus corona. Ternyata tidak ada (pneumonia),” papar Gigih.
BACA JUGA: Jumlah PDP terkait COVID-19 di Mojokerto Bertambah
Pasien meninggal positif TBC-HIV telah diserahkan kepada pihak keluarga. Kendati keluarganya tidak mengetahui bidang pekerjaan korban selama menjadi pekerja migran di Malaysia.
“Pasien sudah diserahkan ke pihak keluarga dengan perawatan standar TBC-HIV,” imbuhnya.
Sementara total PDP covid-19 atau virus corona yang diisolasi di RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari sampai Selasa 24 Maret 2020 berjumlah empat orang. Adapun hasil swab sudah dikirim ke Surabaya sejak Jumat pekan lalu. “Masih menunggu hasilnya, karena di Surabaya juga antre,” Gigih menjelaskan.