Logo

Pasien Covid-19 di Situbondo Bertambah 31 Orang, Sebaran dari  Klaster Jemaah Masjid

Reporter:,Editor:

Minggu, 31 May 2020 03:00 UTC

Pasien Covid-19 di Situbondo Bertambah 31 Orang, Sebaran dari  Klaster Jemaah Masjid

Juru bicara gugurs tugas percepatan penanganan Covid-19 Situbondo, Abu Bakar Abdi. Foto: Hozaini/ Dokumen

JATIMNET.COM, Situbondo - Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Situbondo terus bertambah, sebelumnya 20 orang kini menjadi 51 orang. Total tambahan 31 pasien baru itu diantaranya yakni 15 orang diketahui masuk kategori OTG  atau Orang Tanpa Gejala.

Tambahan 31 pasien baru ini tersebar di wilayah Desa Olean sebanyak 16 orang dan di Desa Tenggir sebanyak 15 orang. Mereka semuanya itu masuk klaster Jemaah Masjid Baitur Rahman Desa Olean, dan dua diantaranya ada yang meninggal.

“Dari 37 hasil Swab yang kami terima malam ini (Minggu malam) sebanyak 31 dinyatakan terkonfirmasi positif,” kata jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Situbondo, Abu Bakar Abdi, Sabtu, 30 Mei 2020. 

Tambahan 31 pasien baru inin rinciannya adalah 15 orang berasal dari kategori OTG (Orang Tanpa Gejala), 12 pasein dari ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan empat pasien tersisa berasal dari PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

BACA JUGA: Positif Covid-19, Jemaah Masjid di Situbondo Meninggal Dunia

Menurut Abu Bakar, fenomena terbaru penyebaran virus Covid-19 di Situbondo adanya pasien positif masuk kategori OTG. Jumlahnya cukup mencapai 15 orang.

"Karena banyak ditemukan pasien baru positif OTG,  maka nantinya mereka akan diisolasi di desa masing-masing. Karena saat ini beberapa desa sudah terbentuk desa tangguh Covif-19,” ujar Plt. Kapala Dinas Kesehatan

Dia mengingatkan, masyarakat agar disiplin mematuhi protokol kesehatan Covid-19, yaitu jaga jarak, pakai masker saat keluar rumah serta menjaga kebersihan dengan membiasakan diri selalu cuci tangan. 

BACA JUGA: Satgas Covid-19 di Situbondo Melakukan Penjemputan Pasien Untuk Jalani Karantina Berlangsung Haru

“Saat ini kami di tim gugus masih terus melakukan tracing (pelacakan) terhadap kontak erat pasien dengan warga yang lain,” terangnya.

Untuk itu ia mengusulkan perlu segera dilakukan pendataan kembali ke semua pesantren dari berbagai hal untuk memenuhi standart verifikasi atau kualifikasi bebas covid-19.

Kalaupun ada yang kurang, pemerintah maupun stake holder lainnya bisa membantu untuk melengkapi. "Harapannya, semua pesantren bisa mendapatkan sertifikasi," katanya.