Sabtu, 22 August 2020 05:40 UTC
DOOR TO DOOR. Pelayanan posyandu door to door atau dari rumah ke rumah yang dilakukan petugas dari Dinkes Surabaya. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Di tengah menangani pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya tak lupa memperhatikan pertumbuhan para balita. Salah satunya memastikan program Posyandu di Kota Pahlawan itu tetap terlaksana.
Untuk memastikan program tersebut berjalan, Dinkes bersama para kadernya. Mereka jemput bola dengan mendatangi dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan Posyandu serta pendistribusian vitamin A.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, program pemberian vitamin A ini dilaksanakan setiap satu tahun dua kali. Yakni, pada bulan Februari dan Agustus. Tapi di bulan Agustus ada sedikit mekanisme perubahan Posyandu dan pemberian vitamin pada bulan-bulan biasanya.
“Untuk pemantauan pertumbuhan balitanya itu dapat dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali. Termasuk selama masa pandemi melalui para kader. Tetapi yang pemberian vitamin hanya satu tahun dua kali,” kata wanita yang akrab disapa Feny itu, Sabtu 22 Agustus 2020.
BACA JUGA: Demi Keamanan, Risma Minta Warga Ikhlaskan Pasien Covid-19 Meninggal
Ia memaparkan, untuk kali ini pendistribusian vitamin A dimulai dari kader wilayah Puskesmas Simo Mulyo dan Sawah Pulo. Para kader tersebut berkeliling ke rumah penduduk yang di dalamnya terdapat para balita. Di sana, para balita akan ditimbang, diukur tinggi dan diberikan vitamin A.
“Jadi mekanismenya balita-balita itu akan dipantau pertumbuhannya secara mandiri oleh ibu atau pengasuh menggunakan pita lila. Pita ini untuk mengukur lingkar lengan atas. Kemudian hasilnya akan dikirimkan via google form ke puskesmas,” ia menerangkan.
Dari data tersebut, selanjutnya dilakukan pengkajian di masing-masing puskesmas. Jika balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk atau pita lila yang hasilnya di bawah 12,5 senti meter, maka akan dilakukan janji temu dengan petugas. “Tujuannya puskesmas akan mengukur tinggi berat dan panjang badannya. Serta memberikan intervensi untuk mencegah stunting,” ia menjelaskan.
Hal tersebut penting dilakukan oleh puskesmas agar menemukan atau mendeteksi dini kejadian balita yang tengah mengalami gizi buruk. Sehingga dapat segera dilakukan penanganan. "Kami terus lakukan pemantauan untuk para balita guna mencegah stunting dan gizi buruk supaya dapat tertangani sedini mungkin,” ia memungkasi.
