Senin, 08 November 2021 10:20 UTC
BANTUAN SOSIAL. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kemeja putih) secara simbolis menyerahkan BST tahap ketiga di Kantor Pos Nglames, Kecamatan/Kabupaten Madiun, Jumat 17 Juli 2020. Foto: Nd.Nugroho
JATIMNET.COM, Madiun – Angka kemiskinan di Kabupaten Madiun meningkat selama hampir dua tahun terakhir. Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto mengklaim kondisi ini akibat pandemik Covid-19 yang juga berimbas pada sektor perekonomian.
"Sebelumnya sempat turun di angka 10,54 persen, tapi naik lagi di angka 11 persen," kata dia, Senin, 8 November 2021.Persentase itu dari total jumlah penduduk sebanyak 375.442 jiwa.
Jika dijumlah, persentase tersebut mencapai 2.402 warga miskin. Sebagian di antaranya diketahui sebagai orang miskin baru lantaran diberhentikan dari pekerjaannya.
BACA JUGA: Kemiskinan Naik akibat Covid, Pemkab Mojokerto Petakan Wilayah Terdampak
"Juga, para pelaku UMKM (Usaha Mkiro, Kecil, dan Menengah) yang berhenti beraktivitas karena destinasi wisata tutup," ujar Hari.
Untuk itu, Pemkab Madiun berupaya mendorong laju perekonomian. Salah satunya dengan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) bagi buruh tani tembakau dan buruh pabrik rokok.
BACA JUGA: Dampak Dari Covid-19, Warga Miskin Pedesaan di Jatim Meningkat
Selain itu, juga mengucurkan sejumlah bantuan dari pemerintah pusat. "Stimulus ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk tambahan modal usaha dan mendongkrak perekonomian," ucap dia.
Sementara itu, Sri Catur, salah seorang warga penerima BLT dari DBHCT menyatakan nominal bantuan yang diterima sebanyak Rp1,2 juta. Perempuan itu mengaku terbantu setelah mengantongi sejumlah uang tersebut.
"Bisa untuk membantu perekonomian keluarga. Apalagi, beberapa waktu lalu ada pengurangan jam kerja di pabrik," kata wanita yang juga buruh pabrik rokok itu.
