Jumat, 01 March 2019 08:30 UTC
Juru bicara Angkatan Bersenjata Pakistan Maj Gen Asif Ghafoor mengunggah di akun Twitter nya dan memnyatakan hanya ada satu orang pilot India yang ditahan di Pakistan dan diperlakukan sesuai norma dan etika militer. Foto: Capture @OfficialDGISPR
JATIMNET.COM, Surabaya – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyatakan bakal melepas pilot India, Abhinandan Varthaman pada Jumat 1 Maret 2019. Varthaman sebelumnya ditangkap usai pesawatnya pada Rabu 27 Februari 2019 dalam pertempuran udara di kaki bukit Himalaya.
"Kami telah menangkap seorang pilot India," kata Khan. "Sebagai gerakan damai, besok kita akan membebaskannya," kata Imran Khan, dikutip dari The Guradian, Jumat 1 Maret 2019.
Sebuah laporan di koran Pakistan, Dawn, mengutip para saksi yang mengatakan dia telah memerangi warga desa yang marah dengan pistol di lokasi kecelakaan dan mencoba menelan dan menghancurkan peta dan dokumen yang dimilikinya sebelum dia dibawa ke tahanan Pakistan.
Video yang dirilis oleh Islamabad menunjukkan Varthaman dipukuli oleh penduduk desa di dekat lokasi kecelakaan dan kemudian diinterogasi dengan seragam berlumuran darah. Keduanya dibagikan secara luas di WhatsApp dan media sosial.
BACA JUGA: Indonesia Minta India Turunkan Bea Masuk RBDPO
Sebelumnya, India merespons penangkapan pilotnya dengna menuntut agar Pakistan membebaskannya.
Delhi mengatakan "sangat menentang tayangan vulgar Pakistan atas personel Angkatan Udara India yang terluka yang melanggar semua norma hukum kemanusiaan internasional".
Kementerian urusan luar negeri mengatakan telah memanggil pejabat tinggi Pakistan, Syed Haider Shah, dan mengajukan protes keras terhadap pelanggaran ruang udara India oleh Pakistan dan penargetan pos militer India.
India sebelumnya mengatakan salah satu pesawat tempur Mig-21 milik angkatan udaranya telah "hilang" dalam pertempuran dengan pesawat Pakistan di bagian Kashmir India dan bahwa pilotnya hilang.
BACA JUGA: Pakistan Tertarik Wayang Golek Setelah Melihat Papermoon Puppet
Pakistan sebelumnya mengatakan pihaknya menembak jatuh dua pesawat India dan menangkap dua pilot, tetapi kemudian menarik kembali klaim itu.
Pada Rabu malam, perdana menteri India, Narendra Modi, belum mengomentari secara terbuka tentang pertempuran itu tetapi bertemu dengan para kepala militer di kediamannya di Delhi.
Sementara itu, perdana menteri Pakistan, Imran Khan, mengajukan permohonan untuk perundingan, dengan merujuk pada persenjataan nuklir kedua negara.
Khan mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi setelah serangan udara bahwa saatnya telah tiba untuk solusi diplomatik untuk krisis. “Dengan senjata yang kamu miliki dan senjata yang kita miliki, bisakah kita melakukan kesalahan perhitungan? Bukankah seharusnya kita berpikir bahwa jika ini meningkat, apa yang akan terjadi? "
BACA JUGA: Senjakala Media di Pakistan Mulai Mewabah
Pertarungan udara pada Rabu pagi adalah yang pertama antara kedua angkatan udara yang diakui publik sejak 1971, dan memicu penutupan setiap bandara komersial di Pakistan dan setidaknya delapan di India. Pakistan juga menutup wilayah udaranya, memaksa penerbangan internasional untuk dialihkan.
Sebagai gambaran, wilayah Kashmir yang disengketakan telah menjadi pusat ketegangan antara India dan Pakistan sejak kedua negara terbentuk pada tahun 1947. Keduanya mengklaimnya secara penuh, dan masing-masing mengendalikan sebagian wilayah itu. Kedua negara telah berperang tiga kali atas Kashmir, paling baru pada tahun 1999.