Logo

Pakar Lingkungan ITS: Perlu Masker Khusus untuk Warga Riau

Reporter:,Editor:

Sabtu, 14 September 2019 12:15 UTC

Pakar Lingkungan ITS: Perlu Masker Khusus untuk Warga Riau

MASKER KHUSUS: Dr. Arie Dipareza, Pakar Lingkungan ITS menyebut warga perlu masker khusus untuk kebakaran hutan di Riau. Foto: Bayu.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pakar Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Arie Dipareza mengungkapkan kondisi udara Kondisi udara di Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau masuk dalam kategori berbahaya. Dengan status berbahaya warga Riau membutuhkan masker khusus untuk mengurangi dampak polusi udara.

“Perlu masker khusus, masker yang bisa memfilter PM2.5 (partikulat ukuran kurang dari 2,5 mikro),” ungkap Arie Dipareza kepada Jatimnet.com, Sabtu 14 September 2019.

Melalui laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggunakan penghitungan Konsentrasi Partikulat PM10 menyebut kondisi udara di Pekanbaru dalam kategori sangat tidak sehat.

Sementara menurut laman pengukur udara AirVisual dengan penghitungan Konsentrasi Partikulat 2,5 yang lebih kecil dengan nilai 331 pada pukul 15.00 WIB dengan kategori sangat berbahaya, Sabtu 14 September 2019.

BACA JUGA: Mahasiswi STIE Perbanas Bikin Masker Rambut Berbahan Alami 

Arie menyebut perlunya masker khusus yang bisa mereduksi partikel yang lebih kecil, masker tersebut berbeda dengan masker yang biasa digunakan.

“Contohnya bisa dicari menggunakan kata kunci di mesin pencari google, anti pollution air mask with PM 2,5 atau Masker Motor Anti Polusi PM 2,5,” jelasnya.

Ia menambahkan salah satu upaya lain yang dilakukan adalah sebisa mungkin berpergian di luar dan membuka jendela.

“Kalau masih tidak mampu, menghindari sebisa mungkin bepergian di luar. Batasi buka jendela. Atau kalau benar-benar terpaksa, buka jendela di dini hari, bukan pada jam-jam sibuk,” kata Arie.

BACA JUGA: Minuman Kopi Cokelat Ini Bisa untuk Masker Wajah

Lanjut Arie, kondisi kebakaran hutan di daerah Sumatera sangat berpengaruh terhadap penyakit pernafasan ke warga.

“Dampaknya mulai visibilitas sampai dengan penyakit pernafasan ke warga. Dan dampaknya terakumulasi sehingga efeknya akan terasa walapun dalam jangka waktu lama (kronis),” jabarnya.

Arie melanjutkan, upaya evakuasi juga dapat dilakukan dan seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah untuk menanggulangi kabut asap di Sumatera, khususnya di Provinsi Riau.

“Kalau sudah begini kasihan anak kecil, upaya yang bisa dilakukan evakuasi. Pergi ke daerah tidak terkena dampak. Atau sekalian ke Pulau Jawa atau pulau lain,” jabarnya.

BACA JUGA: Siaga Karhutla, BPBD Lumajang Siapkan Lima Ribu Masker

Selain itu, ia berharap agar pelaku pembakaran hutan dapat dipidana untuk mengentikan kebakaran hutan.

“Berdasar kejadian yang kemarin-kemarin, perlu upaya preventif kepolisian dan warga bekerja sama menghentikan pelaku pembakaran,” harapnya.