Logo

Tsunami Selat Sunda Pengaruhi Wisata Snorkeling di Gili Ketapang

Reporter:,Editor:

Jumat, 28 December 2018 10:06 UTC

Tsunami Selat Sunda Pengaruhi Wisata Snorkeling di Gili Ketapang

Wisata snorkeling (selam dangkal) di Pulau Gili Ketapang, di Probolinggo, Jawa Timur: Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Bencana tsunami di Selat Sunda seminggu lalu berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisata snorkeling (selam dangkal) di Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur.

Wakil ketua kelompok sadar wisata Snorkeling, Gili Ketapang, Nur Zaelani menginformasikan, tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata snorkeling pada musim libur akhir tahun menurun dibandingkan tahun lalu.

“Turun sekitar 40 persen dibanding tahun lalu. Mungkin karena khawatir setelah ada tsunami sehingga banyak yang batal berlibur ke Pulau Gili Ketapang,” kata Nur Zaelani, Jumat 28 Desember 2018.

BACA JUGA: Pasca Tsunami Selat Sunda, 4.687 BTS Sudah Beroperasi

Meski turun, pada musim libur akir tahun 2018, wisatawan snorkeling di Gili Ketapang naik 50 persen dibanding hari biasanya. Pada minggu pekan kemarin, kunjungan wisatawan terpantau mencapai 900 orang dalam sehari. Nur memprediksikan pada puncak libur perayaan tahun baru 2019 mendatang, pengunjung akan mencapai ribuan.

Meski saat ini tengah memasuki libur akhir tahun yang cukup panjang. Namun pengelola wisata snorkeling tidak menaikkan tarif wisata Snorkeling.

“Kalau tarif snorkeling tetap sama tidak naik, Rp 90 ribu per orang. Itu sudah termasuk biaya penyeberangan laut pulang pergi, sewa peralatan snorkeling, dan makan,”kata Nur menjelaslan.

BACA JUGA: 4 Artis Korban Meninggal Saat Tsunami Selat Sunda

Nur berharap, masyarakat yang ingin berlibur atau berwisata ke pulau Gili Ketapang, agar tidak perlu resah dan takut, karena ombak di kawasan obyek wisata setempat tidak terlalu tinggi serta masih aman dikunjungi.

Sebagai infromasi, secara geografis wilayah Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, berada  di Selat Madura, tepatnya 8 kilometer di lepas pantai utara Probolinggo.

Luas wilayahnya sekitar 68 hektare, dan jumlah penduduknya ada sekitar 7.600 jiwa, yang sebagian besar adalah Suku Madura yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.