Selasa, 25 December 2018 03:04 UTC
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan (tiga dari kiri) saat memimpin pengamanan perayaan natal.
JATIMNET.COM, Surabaya – Polrestabes Surabaya menerapkan pengamanan one gate system (akses satu pintu) di seluruh gereja untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Pola tersebut juga bagian dari antisipasi pasca meletusya bom gereja 13-14 Mei 2018 silam.
“Ini pertama kali dilakukan di Surabaya, karena beberapa gereja memiliki banyak pintu masuk maupun keluar. Kami berharap, dengan cara ini memudahkan TNI dan polisi fokus dalam penjagaan pengamanan gereja,” kata Kapolrestabes Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan, Selasa 25 Desember 2018.
Penerapan one gate system ini sesuai kesepakatan seluruh pengurus gereja di Surabaya dengan pihak gereja beberapa hari jelang pelaksanaan misa Natal. Namun Polrestabes juga membebaskan apabila pihak gereja memiliki penerapan pengamanan lainnya.
Dia mencontohkan salah satu gereja menerapkan penggunaan gelang di setiap jemaat untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk. Gelang ini sebagai akses masuk sekaligus penanda jemaat gereja tersebut, yang dibagikan sebelum pelaksanaan Natal.
“Memang tidak semua gereja menerapkan one gate system, setidaknya penerapan gelang sebagai penanda jemaat, sekaligus pengamanan. Langkah ini sudah bagian dari langkah antisipasi dan bentuk kerjasama dengan pihak keamanan,” tuturnya.
BACA JUGA: Forkopimda Jatim Pastikan Misa Natal Lancar
Antisipasi lain yang dilakukan aparat keamanan adalah menggunakan metal detector untuk memeriksa barang bawaan semua jemaat gereja. Kepolisian tidak mau kecolongan dalam menerapkan sistem pengamanan.
“Sejak semalam (Senin 24 Desember), kami sudah memastikan semua masyarakat yang sedang menjalankan ibadah dapat berjalan dengan tenang dan nyaman. Saat ini situasi juga aman dan kondusif,” jelasnya.