Logo

Laju Inflasi Jatim Masih dalam Koridor Makro Ekonomi

Reporter:,Editor:

Rabu, 02 January 2019 09:01 UTC

Laju Inflasi Jatim Masih dalam Koridor Makro Ekonomi

Perubahan harga bahan bakar turut memberi andil dalam laju inflasi tahunan di Jawa Timur. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis laju inflasi sepanjang 2018 mencapai 2,86 persen atau lebih rendah dibanding nasional yang mencapai 3,13 persen.

Kepala BPS Jawa Timur Teguh Pramono mengatakan inflasi 2,86 persen terbilang masih bisa diterima, karena target asumsi makro adalah satu angka di atas tiga persen dan satu angka di bawah tiga persen.

“Artinya, paling tinggi inflasi adalah empat persen dan paling rendah dua persen. Jadi angka 2,86 relatif masih bisa diterima, sebab mendekati asumsi bawah,” ujar Teguh saat ditemui di kantornya Jalan Jemursari, Rabu 2 Januari 2019.

BACA JUGA: Kelompok Transportasi Sumbang Inflasi Di Bulan November

Selain itu, inflasi tahunan 2018 jauh lebih rendah dibanding periode Januari-Desember 2017 yang tercatat 4,04 persen. Sedangkan inflasi periode Januari-Desember 2016 mencapai 2,74 persen.

Dalam kesempatan tersebut, BPS Jatim mengumumkan kelompok penyumbang inflasi terbesar sepanjang 2018 adalah daging ayam ras, dengan persentase 17,2 persen dan andil 0,2 persen terhadap inflasi selama setahun lalu.

Disusul biaya sekolah menengah atas yang persentase perubahan harga tercatat sembilan persen dan memiliki andil 0,7 persen. Diikuti bahan bakar yang perubahan harga 7,8 persen dan andil 0,3 persen, dan biaya sekolah dasar, rokok kretek dan rokok filter.

BACA JUGA: TPID Probolinggo Antisipasi Kenaikan Inflasi November-Desember

“Tapi ada juga yang turun, seperti bawang putih, perhiasan, udang basah, daging ayam kampung dan baju, kaos berkerah serta ikan bandeng yang mengalami deflasi,” tuturnya.

Sementara untuk kabupaten/kota di Jawa Timur, masih menurut Teguh, inflasi tertinggi adalah Surabaya dengan 3,03 persen, diikuti Malang 2,97 persen dan Jember 2,94 persen. Sedangkan inflasi terendah Kediri 1,97 persen.

“Surabaya dan Malang tertinggi karena kedua kota ini merupakan patokan untuk harga-harga di Jatim,” tandasnya.

BPS Jatim juga mencatat inflasi di bulan Desember 2018 tercatat 0,60 persen. Adapun inflasi tertinggi di Kota Probolinggo mencapai 0,72 persen, dan inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 0,25 persen.