Selasa, 31 August 2021 10:40 UTC
Kondisi mural yang berlukiskan "Pikiran Gersang Kritik Dilarang" sudah di blok cat berwarna putih oleh aparat, Selasa, 31 Agustus 2021. Foto : Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Mural yang dianggap memuat kritik terhadap pemerintah terlihat di sebuah tembok di simpang empat Jalan RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dihapus sejumlah aparat dan perangkat desa setempat.
Lantaran, mural dengan warna hitam putih dan bergaya abstrak tersebut bergambar orang dengan pakaian seragam seperti seragam resmi pejabat pemerintah lengkap dengan topi bergambar lambang burung garuda, pangkat di pundak, dan lencana di saku. Dianggap memiliki nada provokasi.
Terlihat di sekeliling gambar berbentuk bidang lingkaran itu tertulis pesan singkat, "Pikiran Gersang Kritik Dilarang". Bahkan, di bagian wajahnya sengaja dikaburkan dan digambarkan seperti karakter Joker dalam film Batman dengan mata berbentuk silang dan senyum bibir yang panjang.
Kepala Desa Sooko Heppi Iswahyudi membenarkan penghapusan mural bertuliskan "Pikiran Gersang Kritikan Dilarang" yang berada di tembok Bulog Jatim di Jalan Raya RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Baca Juga: Mural Sindir Pemerintah Muncul di Mojokerto, Netizen Tanggapi Beragam
Penghapusan memang dilakukan perangkat desa, lanjut Hepi, dengan dibantu anggota Babinsa pada Selasa, 31 Agustus 2021 sekitar pukul 10.00 WIB."Dihapus menggunakan cat berwarna putih," katanya.
Hepi mengatakan mural bertuliskan "Pikiran Gersang Kritikan Dilarang" yang berada tepat di tembok simpang empat trafic light ini dihapus karena bernada provokatif. "Ya karena isi tulisannya yang bernada provokatif, sehingga kita hapus," katanya.
Dirinya menyebut, penghapusan mural bernada provokatif menurutnya, sudah kali kedua dilakukan olehnya bersama anggota Babinsa di sepanjang tembok Bulog Jatim ini.
"Kita sudah dua kali menghapus tulisan mural di tembok situ, yang pertama itu tulisan "Munir Dibunuh Negara" itu kita hapus sama Babinsa sama kepolisian juga," tuturnya.
Baca Juga: Seniman Surabaya Perang Melawan Sampah Lewat Mural
Hepi berujar, aksi corat-coret tembok itu dilakukan oknum tak bertanggung jawab pada malam hari. Sehingga, pengawasan atas aksi tersebut dinilai relatif menyulitkan pihak berwenang dalam pengawasan.
Dirinya tidak pernah mempermasalahkan adanya mural di tembok sepanjang kurang lebih 70 meter milik Bulog Jatim. Namun, beberapa mural yang dihapus oleh pihak desa dan Babinsa dinilai mengandung muatan provokatif, maupun sindiran terhadap pemerintah.
"Kalau mural yang biasa-biasa itu ya kami biarkan saja, disitu kan banyak mural mulai dari anak anak komunitas bola itu kita biarkan," memungkasi.
Tiga foto mural yang sama ini sempat diunggah akun instagram @updatemojokerto dan sempat viral dengan jumlah akun yang menyukai (like) mencapai 2.806 orang pada Senin, 30 Agustus 2021. Di bagian caption foto tertulis pesan: “Mural Art Part 2. Segersang itu pikiranmu.
Baca Juga: Mural Masuk Hotel
Hingga muralku menjadi ancaman bagimu. Tenang, ini hanya umpatan, bukan ancaman atau serangkaian serangan fajar 2024 mendatang. "Tuan" dan "Puan" sudah tau kan baliho-baliho sudah mulai terpampang di jalanan di kala 2024 akan ada pesta besar-besaran.
Ah sudahlah, Ini hanya kata yang tertulis di tembok, bukan suara lantang yang bersumber dari suara Mega Phone. Semoga "Tuan" dan "Puan" faham. Menunggu reaksi Lokasi mural ada di Jalan RA Basoeni, Sooko Mojokerto,” begitu isi keterangan atau caption foto di akun instagram @updatemojokerto.
Unggahan tersebut rupanya banyak menuai respons netizen. "ayo kapan dihapus siapa bisa nerka," ucap akun @baixxxxxx. "Besok pasti sudah di cat," kata akun @allyxxxxxx. “Kadang rakyat cuma pengen menyuarakan isi hati dan pikiran. Apa kami gak boleh sambat. Korupsi disindir gak mau. Apa kami harus pura pura tidak tau. Apa kami harus pura pura buta. Supaya kalian bisa rame rame korupsi kyk murak berkat. Kembalikan bansos kami. Nangis aku" kata @marixxxxxx.
Akun @ernaxxxxxx menanggapi berbeda atas mural tersebut. "Kalo jaman revolusi kemerdekaan, mural itu utk menyemangati rakyat tp skrg lebih byk yg menyesatkan rakyat," katanya.