Logo

Ning Ita Apresiasi Harmoni Umat Beragama Selama Ramadan

Reporter:,Editor:

Senin, 31 March 2025 00:00 UTC

Ning Ita Apresiasi Harmoni Umat Beragama Selama Ramadan

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat memukul jidor sebagai penanda dimulainya Gema Takbir. Foto: Prokopim.

JATIMNET.COM, Mojokerto – Dalam rangka menyambut perayaan Idulfitri 1446 Hijriah, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menggelar Gema Takbir bersama Hadrah Lesbumi dan Ustaz Azam, Minggu malam, 30 Maret 2025.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyatakan bahwa Gema Takbir tersebut merupakan penanda telah berlalunya Ramadan.

"Syukur alhamdulillah, pada malam hari ini kita diberikan nikmat bisa menyambut kehadiran Idulfitri yang esok hari akan kita rayakan bersama-sama yang mengawalinya dengan salat Idulfitri," kata Ning Ita sapaan akrab Ika Puspitasari. 

BACA: Sebelum Meninggalkan Rumah untuk Mudik Lebaran, Perhatikan Hal-Hal Ini

Ia menambahkan, kondisi penyambutan Idulfitri tahun 2025 lebih damai dan tenang dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kami membuat keputusan bersama dengan jajaran Forkopimda, bahwa takbir keliling yang menggunakan sound system horeg istilahnya itu tidak boleh lagi dilaksanakan di wilayah Kota Mojokerto," terangnya. 

Dalam pelaksanaan Gema Takbir tersebut turut dihadiri jajaran Forkopimda Kota Mojokerto dan perwakilannya, di antaranya, Komandan Korem 082/CPYJ.

Tidak ketinggalan, sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan organisasi keagamaan di Kota Mojokerto juga ikut serta. Mereka adalah Ketua PCNU, Ketua FKUB, Ketua LDII, dan Ketua Muhammadiyah.

BACA: Hari Ini, Jemaah Ponpes Mahfilud Dluror Jember Rayakan Idulfitri 1446 Hijriah

Ning Ita menambahkan perayaan Idulfitri tidak harus dilakukan dengan euforia yang bisa mengganggu ketenteraman dan juga kedamaian masyarakat yang lain. 

"Saya bersyukur. Saya berterima kasih, selama ini Kota Mojokerto adalah kota yang harmonis kota yang tingkat toleransinya sangat tinggi, sehingga kita bisa melihat di sepanjang bulan Ramadan kemarin," imbuhnya. 

Bentuk nyata tingginya toleransi itu adalah keikutsertaan kelompok etnis Tionghoa dalam pembagian takjil kepada orang-orang yang berhak menerima di GOR Seni Majapahit.