Logo

Nicki Minaj Batalkan Konser di Arab Saudi

Reporter:

Rabu, 10 July 2019 05:53 UTC

Nicki Minaj Batalkan Konser di Arab Saudi

Panggung pertunjukan. Foto: Unsplash

JATIMNET.COM, Surabaya – Rapper Nicki Minaj membatalkan konsernya di Jeddah World Fest Arab Saudi minggu depan, setelah banyak protes dari aktivis hak asasi manusia ditujukan kepadanya.

“Setelah melakukan refleksi mendalam, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan jadwal konser saya di Jeddah World Fest,” kata Nicki dalam sebuah pernyataan.

“Meskipun saya sangat ingin membawa pertunjukan kepada fans saya di Arab Saudi, setelah saya belajar tentang sejumlah isu, saya percaya penting bagi saya untuk memberikan dukungan yang jelas bagi hak perempuan, komunitas LGBTQ, dan kebebasan berekspresi,” katanya, dikutip dari Bbc.com, Rabu 10 Juli 2019.

Sebelumnya pada Jumat, organisasi Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Amerika Serikat berkirim surat terbuka kepada Nicki untuk memintanya menghentikan konser pada 18 Juli.

BACA JUGA: Suasana Haru Warnai Konser Kemanusiaan Melly Goeslaw di Banjarmasin

Surat itu meminta Nicki untuk menolak uang dari rezim dan menggunakan pengaruhnya agar negara tersebut membebaskan aktivis perempuan yang ditangkap di Arab Saudi.

Minggu lalu, sejumlah kritik di media sosial menyebut keputusan Nicki untuk konser di Arab Saudi sebagai hal yang munafik, berlawanan dengan penampilannya pada parade gay dan sikap Arab Saudi pada hak komunitas gay. Homoseksual dilarang di Arab Saudi.

Nicki bukan artis pertama yang menerima kontroversi akibat memenuhi undangan untuk tampil di Arab Saudi.

Awal tahun ini, Mariah Carey mengabaikan seruan aktivis HAM untuk membatalkan penampilannya di kerajaan, sementara pada Desember rapper Nelly menjadi sasaran kemarahan setelah mengadakan konser “khsusu laki-laki”.

BACA JUGA: Konser Kemanusiaan Digelar untuk Ketuk Kedermawanan Warga Tangerang 

Arab Saudi mencoba mengangkat kendala dalam hal hiburan dan mendorong pertumbuhan di sektor kesenian.

Namun negara itu menjadi sorotan setelah sejumlah kasus pelanggaran HAM muncul, mulai dari pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi di Kantor Kedutaan Arab Saudi di Turki, hingga penahanan 10 aktivis perempuan pada Maret.