Sabtu, 18 July 2020 09:40 UTC
NESTLE. Wakil Ketua DPRD Jatim Amar Saefudin (tiga dari kiri) diterima langsung oleh perwakilan PT Nestle Indonesia
JATIMNET.COM, Surabaya - Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Amar Saefudin meminta perusahaan susu ternama seperti PT Nestle Indonesia menaikkan harga susu di peternak. Pesan itu disampaikan saat legislatif berkunjung ke perusahaan susu di Kejayan Pasuruan Jawa Timur, Jumat 17 Juli 2020.
"Kami membawa pesan dan keluhan dari para petani susu. Minta tolong disampaikan mbok ya harga susu ke petaninya bisa naik tidak lagi 5500, tapi dinaikkanlah," ujar Amar.
Tidak hanya itu, anggota Komisi B DPRD Jatim lainnya yakni Daniel Rohi juga menyebutkan, kalau banyak peternak sapi perah yang mengeluhkan harus mengeluarkan kebutuhan ekstra di masa pandemi Covid-19. Banyak komponen ternak yang naik.
"Dari kunjungan kami ke peternak sapi perah, semuanya mengeluh kepada kami bahwa saat ini biaya untuk peternak juga mengalami kenaikan. Jadi wajar kalau pesan ini harus kami sampaikan kepada pihak Nestle," tegasnya.
BACA JUGA: Swab Ketiga Gugurkan Tudingan Miring RRI Surabaya Tak Aman Dari Covid-19 Terbantahkan
Politikus PDI Perjuangan itupun berharap ada kebijakan menaikkan harga susu sapi di peternak. "Jangan landai landai saja tapi sewaktu waktu ada kejutan kenaikan harga lah," ungkapnya.
Corporate Affairs Derictor PT Nestle Indonesia Debora R Tjandrakusuma menegaskan bahwa saat ini susu segar petani sampai ke pabrik dihargai sebesar Rp 6 ribu.
"Ada beberapa pola yang kita lakukan agar para petani susu ini tetap bisa stabil usahanya. Misal saat harga susu dipasaran turun, kita tidak ikutan menurunkan, tapi tetap membeli dengan harga yang sebelumnya," kata Debora.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa juga mengajak peternak untuk menaikkan hasil produksinya. Caranya dengan untuk memproduksi lebih dari yang biasa di perah.
"Misalnya biasanya perhari cuman 10 liter kita dorong untuk memproduksi hingga 13 liter sehingga penghasilan juga meningkat," kata dia.
Kemitraan ini kata Debora tidak hanya terkait hasil susu, Nestle juga memberi bantuan untuk pengolahan limbah dan sampah dari sapi. Terkait sutuasi Pandemi Covid-19, lanjut Debora ,tidak berpengaruh pada pembelian susu dari petani.
Pihak Nestle tetap menampung 9000 ton susu 24 jam dari peternak tanpa henti. "Saat Covid-19 kami tidak mengurangi pasokan susu, sehingga petani susu tidak terpengaruh oleh Covid. Namun hanya ada tambahan protokol kesehatan untuk proses pembawa susu yang masuk pabrik," terangnya.