Rabu, 09 July 2025 01:00 UTC
Para pemuda yang nekat konvoi saat diamankan di Mapolres Tuban Rabu dini hari, 9 Juli 2025. Foto: Polres Tuban
JATIMNET.COM, Tuban - Ratusan pemuda diamankan oleh petugas Polres Tuban sejak Selasa malam hingga Rabu dini hari (8-9 Juli 2025).
Gara-garanya, para pemuda itu nekat melakukan konvoi serta memaksa masuk wilayah kota Tuban saat pengesahan warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Tindakan tegas ini dilakukan Polres Tuban sebagai respon atas keluhan masyarakat yang merasa terancam dengan adanya konvoi di jalan raya.
Apalagi, kondisi itu senantiasa terjadi dari tahun ketahun setiap pengesahan warga baru PSHT. Maka, dalam operasi pengamanan tersebut, petugas Polres Tuban mengamankan 170 unit kendaraan roda dua.
BACA: 1.404 Personel Gabungan Amankan Pengesahan Warga Baru PSHT Cabang Tuban
Selain itu, 294 orang ikut diamankan, 261 laki-laki dan 33 perempuan. Mereka datang dari sejumlah daerah seperti Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Surabaya dan Rembang.
Mirisnya, di antara 294 orang yang diamankan tersebut terdapat salah satu anak berusia 12 tahun yang masih duduk di bangku kelas VI sekolah dasar.
Mereka datang diduga untuk memenuhi undangan berisikan provokasi yang disebar melalui media sosial. Mereka diajak hadir saat kegiatan pengesahan warga baru PSHT dan membuat kekacauan di wilayah Bumi Wali.
Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale mengatakan bahwa ratusan pengendara roda dua yang melakukan konvoi langsung diamankan ke mapolres. Pendataan lebih lanjut pun dilakukan.
"Sebelumnya, sudah kami larang konvoi. Namun, tetap konvoi dan berbuat anarkis," ucapnya.
BACA: Menjelang Acara PSHT, Kapolres Jombang Periksa Pasukan dan Peralatan Pengamanan
Perwira polisi berpangkat melati dua di pundak itu menyampaikan bahwa ratusan kendaraan tersebut sementara diamankan di Mapolres Tuban.
"Jika nanti ketangkap lagi, bukan hanya motor tapi orangnya juga akan kami tahan," tegas Tanasale.
Dalam kesempatan itu Kapolres Tuban juga menyinggung sejumlah kejadian di wilayah lain yang berkaitan dengan konvoi pengesahan anggota baru perguruan silat.
Kejadian itu di antaranya kecelakaan yang menyebabkan seorang ibu-ibu meninggal dunia akibat tertabrak saat rombongan konvoi melintas yang terjadi di kabupaten Tulungagung.
"Bayangkan anaknya masih kecil orang tuanya sudah meninggal, itu tidak bertanggungjawab namanya," ungkapnya
BACA: 100 Tahun PSHT, Jenderal Andika Jadi Warga Kehormatan
Selain itu, insiden penusukan terhadap peserta konvoi oleh warga yang merasa terganggu dengan kebisingan knalpot serta ulah rombongan yang terjadi di Kota Malang. Peristiwa itu juga menyebabkan satu orang meninggal dunia.
"Terus kalau kamu ribut dengan masyarakat, tiba-tiba ditusuk mati terus orang tuamu bagaimana?," tutur mantan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya itu.
Petugas gabungan dari Polres Tuban bersama instansi terkait melaksanakan penyekatan dan pemeriksaan di sejumlah titik masuk kota untuk mengembalikan para penggembira yang datang dari sejumlah wilayah.
Adapun para penggembira yang diamankan akan diperbolehkan pulang setelah dijemput langsung oleh orang tuanya.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab serta upaya edukasi kepada keluarga agar turut mengingatkan anak-anak mereka untuk tidak terlibat dalam kegiatan yang melanggar aturan.
"Nanti dijemput orang tuanya baru boleh Pulang," tandas Kapolres kelahiran Ambon itu.
Sejumlah orang yang diamankan kedapatan membawa dan ada pula yang mengonsumsi minuman keras jenis arak.
Langkah tegas ini diambil untuk mencegah potensi gangguan kamtibmas baik berupa kecelakaan lalulintas maupun gesekan antarperguruan silat maupun dengan masyarakat.