Logo

Nasehat dalam Drama Resolusi Jihad Ingatkan Para Pejuang Tegakkan Semangat

Reporter:,Editor:

Jumat, 23 October 2020 01:00 UTC

Nasehat dalam Drama Resolusi Jihad Ingatkan Para Pejuang Tegakkan Semangat

DRAMA KOLOSAL: Parade Seni Budaya Surabaya bertemakan Resolusi Jihad Fisabilillah yang digelar Halaman Tugu Pahlawan, Kamis 22 Oktober 2020 malam. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Parade Seni Budaya Surabaya kali ini menjadi berbeda dan sangat spesial. Karena, bertepatan dengan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, drama kolosal pun bertemakan Resolusi Jihad Fisabilillah.

Pertunjukan drama kolosal Resolusi Jihad tersebut dibuka diawali dengan menyanyikan Indonesia Pusaka dan diiringi tari-tarian. Disusul adegan pertama dengan latar Tarian Suhada menggemparkan suasana Halaman Tugu Pahlawan, Kamis 22 Oktober 2020 malam.

Teriakan lantang dialog “Merdeka, merdeka” semakin membakar semangat para pemain bahkan penonton pun turut merasakannya.

Suasana mulai menegang, ketika sosok Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Eddison berperan sebagai M Yasin dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum, Pimpinan Laskar Putri memasuki area panggung secara tiba-tiba.

BACA JUGA: Forkopimda Surabaya Lakukan Resolusi Jihad

Dalam adegannya, M Yasin, bersama ajudannya menurunkan bendera Jepang dan mengganti dengan bendera Sang Merah Putih pertama kalinya di Surabaya.

Semakin seru dan haru, ketika memasuki adegan keempat. Saat itu dari bangku penonton, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berperan sebagai Mbok Dar datang dengan latar Dapur Umum. Sesekali ia mengeluarkan candaan tawanya berbahasa jawa, tapi tak jarang pula memberikan nasehat kepada para pejuang untuk tetap penuh semangat menjaga dan menegakkan kemerdekaan.

“Awakmu kabeh, nek kalah jihad tak tembak lho, ayo kudu menang gak oleh mundur (Kalian semua, kalau kalian kalah jihad saya tembak lho. Ayo harus menang tidak boleh mundur),” kata wanita yang akrab disapa Risma itu saat memberikan semangat.

Parade Seni Budaya Surabaya bertemakan Resolusi Jihad Fisabilillah yang digelar Halaman Tugu Pahlawan, Kamis 22 Oktober 2020 malam. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Di sela-sela pertunjukkan, Risma juga memimpin pembacaan doa sebelum pasukan berangkat berjihad. Ia juga mengobarkan semangat yang membara untuk pantang mundur. "Ayo dungo sing akeh sakdurunge budal jihad (Mari berdoa yang banyak sebelum berangkat jihad),” ia mengingatkan.

Setelah Mbok Dar pamit dan meninggalkan panggung, Komandan Korem 084 yang berperan sebagai Bung Tomo bersama para pejuang lainnya memasuki panggung dan dilanjut adegan berikutnya.

Nah usai pertunjukkan drama tersebut, Tri Rismaharini menyatakan tujuan dari serangkaian Parade Seni dan Budaya Surabaya merupakan salah satu alternatif yang diberikan kepada para pekerja seni lantaran terkena dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Lupa Naskah Saat Main Ludruk Bareng Cak Kartolo, Risma Beri Pesan ke Warga

Hal itu tercetus saat dirinya memikirkan dari mana penghasilan dan bagaimana mereka agar tetap produktif. “Itu salah satu alasannya. Lalu di sini, kami Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tampil secara khusus untuk menghibur warga Surabaya,” kata Risma.

Menurutnya, saat pandemi melanda di seluruh dunia termasuk Surabaya, saat itu pula banyak sekali permasalahan bukan hanya menyelesaikan penyakit. Tapi dampak lainnya adalah semakin memburuk kondisi perekonomian. Oleh sebab itu, berbagai inovasi dan ide harus dijalankan agar para seniman tetap dapat berkarya.

“Meskipun saat ini sudah jauh lebih baik, tetapi para seniman belum. Sehingga itu salah satu alasannya menggelar pertunjukkan virtual ini. Akhirnya terkemaslah menjadi sebuah pertunjukkan yang kami gelar sampai dengan Desember mendatang,” ia memungkasi.