Minggu, 18 October 2020 02:00 UTC
MAIN LUDRUK: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat main ludruk bersama Cak Kartolo dalam pertunjukan Parade Seni dan Budaya Surabaya secara virtual di Gedung Balai Budaya pada Sabtu 17 Oktober 2020 malam. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Pertunjukan Parade Seni dan Budaya Surabaya secara virtual di Gedung Balai Budaya pada Sabtu 17 Oktober 2020 malam, berbeda dari sebelumnya. Sebab, dalam pertunjukan malam itu hadir pula Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Kehadiran wanita yang akrab disapa Risma itu sebagai bintang tamu utama. Ia membawakan peran sebagai sosok Ibu RW dalam cerita ludruk berjudul "Ger-Ger An Yes, Gegeran No”. Sementara itu, Cak Kartolo, Kirun, Ning Tini (istri Cak Kartolo) beserta seniman lain tampil sebagai warga dalam cerita ludruk itu.
Meski tanpa persiapan yang matang, Risma tampak begitu lihai membawakan perannya sebagai sosok Ibu RW. Bahkan, banyolan-banyolan khas ala Suroboyo-an tak lupa disematkannya saat tampil di awal sesi pertunjukan bersama Cak Kartolo.
"Aku lali mau rek dikongkon ngomong opo yo. Lali aku rek. (Saya lupa tadi disuruh ngomong apa ya. Lupa saya)," kata Risma saat di atas panggung sembari mengingat-ingat kembali naskah ceritanya dengan tertawa.
BACA JUGA: Parade Seni Budaya Surabaya, Risma: Menggerakkan Kembali Para Seniman dan Budayawan
Suasana pun tampak semakin heboh ketika sosok pelawak Kirun turut naik ke atas panggung. Cak Kartolo dan Kirun tak canggung saat tampil dalam satu panggung bersama Risma. Bahkan, kedua seniman senior Jatim ini pun sukses membuat beberapa kali Risma tertawa dengan guyonannya yang khas itu.
Di sela pertunjukan itu, Risma juga beberapa kali menyelipkan pesan khusus kepada masyarakat. Salah satunya adalah mengingatkan masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. "Kudu gawe masker, kudu jaga jarak, kudu rajin cuci tangan yo (Harus Pakai Masker, Harus Jaga Jarak, Harus Rajin Cuci tangan ya)," pesan Risma.
Saat ditemui usai pertunjukan, Presiden UCLG Aspac ini mengaku sempat lupa dengan naskah cerita ludruk. Bahkan, Risma sedikit kesulitan ketika harus menghafalkan naskah ludruk yang terbilang panjang itu.
"Lha wong duwowone naskahe dikongkon ngapalno, lali aku. (Lha naskahnya panjang disuruh hafalkan, lupa saya). Kadang ngomong ae maeng lali aku. (Kadang ngomong saja tadi lupa saya)," terangnya sembari tertawa di saat mengingat-ingat kembali ketika berada di atas panggung.
BACA JUGA: Disbudpar Siapkan Pola Interaktif dan Non Interaktif Agar Pekerja Seni Dapat Berkarya
Meski begitu, penampilan Risma ketika berada di atas panggung bisa dibilang sukses. Walaupun tanpa persiapan yang matang, ia dapat mengikuti jalannya alur cerita beserta mengimbangi guyonan-guyonan khas ala Cak Kartolo.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan bahwa Wali Kota Surabaya tampil dalam pertunjukan ludruk kali ini memang tanpa persiapan khusus. Sebelum tampil, pihaknya hanya memberikan konsep naskah alur cerita.
“Ibu Wali Kota tampil memang tidak ada persiapan khusus, kita hanya menyampaikan (naskah cerita). Tetapi saya matur ke beliaunya, ibu nanti monggoh (silahkan) visualisasi saja. Dan ibu wali ternyata memang juga aktris, jadi langsung bisa matching,” kata Antiek saat ditemui usai acara.
Esensi dalam cerita ludruk kali ini memang ada pesan mendalam yang disampaikan ke masyarakat. Wali Kota Surabaya ketika tampil sebagai sosok Ibu RW, ingin mengajak warganya agar turut serta disiplin menjalankan protokol kesehatan. Selain itu pula, dia juga mengajak warga agar peduli terhadap sesama dan saling menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
BACA JUGA: Pertunjukan Parade Kesenian Budaya Surabaya Digelar Melalui Virtual
“Intinya untuk membangun Surabaya itu kita harus tetap menggunakan protokol kesehatan, peduli terhadap lingkungan dan masyarakat untuk tidak berselisih paham atau bertengkar. Bagaimana membangun Surabaya secara guyub, rukun, supaya bisa menjadi Surabaya lebih baik,” Antiek menerangkan.
Ia juga menambahkan bahwa pagelaran Parade Seni dan Budaya Surabaya yang digelar secara virtual hingga 10 Desember 2020 nanti, bakal menyuguhkan pertunjukan yang semakin menarik. Tentunya ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi seniman dan budayawan di Kota Pahlawan agar tetap dapat berkarya meski di tengah pandemi Covid-19.
“Setelah ini masih ada lagi yang lebih-lebih menarik, ada jazz tepi pantai, ada segala macam dan rugi kalau tidak disaksikan. Dan nanti masih ada lagi beberapa event yang akan kami undang Ibu Risma sebagai bintang tamu,” ia memungkasi.