Kamis, 11 March 2021 10:00 UTC
Koordinator penggali makam, Munaji (kaos putih) saat mencoba alat di TPU Keputih.
JATIMNET.COM, Surabaya - Program studi (prodi) Teknik Mesin UK Petra membuat troli peti jenazah yang didesain khusus menggunakan roda “tank”, menyesuaikan dengan kebutuhan dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya.
“Karya kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat prodi teknik mesin yang menghabiskan dana sekitar 15 juta rupiah. Untuk pembuatannya, kami pun melakukannya di tempat alumni kami yaitu di PT. Santo Indonesia,” kata ketua tim, Fandi D Suprianto, Kamis 11 Maret 2021.
Fandi menjelaskan, bersama kelima anggota tim lainnya yakni Yopi Y Tanoto, Amelia, Ian H Siahaan, Ivan Christian dan Guntar Henjaya, karya mereka yang pertama kali ada ini telah diserahan ke TPU Keputih pada hari Senin 8 Maret 2021 yang lalu.
Sebagai informasi, TPU Keputih memang merupakan salah satu lokasi yang dipersiapkan secara khusus untuk penguburan jenazah pasien Covid-19. Namun, di saat musim penghujan seperti sekarang ini hal tersebut menyulitkan kinerja para petugas penggali dan pengubur jenazah untuk mengusung peti jenazah dari ambulance menuju liang lahat.
“Maka dari itu kami kemudian membuat alat bantu khusus ini, menyesuaikan kebutuhan yang ada di TPU Keputih. Menurut survei dan informasi dari DKRTH, sifat tanah di Keputih memang berbeda. Sifat tanahnya akan keras jika musim kemarau dan menjadi sangat becek dan berlumpur serta mudah ambles saat musim penghujan,” kata salah satu anggota tim, Yopi.
Baca Juga: Di Balik Kisah Petugas "Pocong" Covid-19
Tidak seperti layaknya troli peti jenazah pada umumnya, ciri khas inovasi ini terletak pada rodanya. Pasalnya dengan menggunakan roda yang menyerupai roda “tank”, troli ini sangat cocok untuk sifat tanah di TPU Keputih. Dengan spesifikasi menggunakan frame dari besi dan rodanya dari karet serta besi, berat troli ini mencapai 165 kilogram.
“Meski mencapai berat diatas 100 kilogram, akan tetapi sangat ringan jika secara bersamaan didorong dan ditarik oleh masing-masing satu orang petugas,” ia menerangkan.
Menariknya, alat ini dirancang khusus agar proses mengangkat jenazah dapat digantikan dengan frame pada meja yang dapat didorong maupun ditarik dengan menambahkan bagian handle.
Baca Juga: Tak Bermasker, 25 Orang Pelanggar Protokol Kesehatan Dikirim ke Liponsos Keputih
Sementara untuk memudahkan pemindahan peti maka tim ini menggunakan roda dengan roller, sedangkan untuk mengatasi tanah yang becek atau berlumpur di waktu penghujan digunakan sistem roda rantai agar tetap dapat dijalankan di lahan yang becek.
Pengerjaannya memakan waktu sekitar dua bulan lamanya, dengan dimensi panjang 2320 mm, lebar 470 mm dan tinggi 660 mm. Alat ini kini telah berada di TPU Keputih untuk membantu para pekerja. Diterima langsung oleh Ari selaku pihak pengelola TPU Keputih saat diserahkan, alat ini juga telah diuji coba secara langsung oleh para petugas pemakaman.
“Alat ini sangat membantu kami. Biasanya peti Covid-19 ini diangkat oleh empat hingga lima orang dari mobil ambulance menuju liang lahat. Tapi dengan alat ini cukup hanya dibutuhkan tiga orang saja, jadi bisa menghemat tenaga,” kata salah satu petugas pemakaman yang mencoba alat, Zulfan.