Sabtu, 10 August 2019 08:42 UTC
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal Purn TNI Moeldoko. Foto: Bayu.
JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal Purn TNI Moeldoko angkat bicara terkait polemik Enzo Zenz Allie, taruna akademi militer blasteran Indonesia Prancis yang diduga terpapar radikalisme kepada awak media saat penutupan rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Airlangga, Sabtu 10 Agustus 2019.
Mantan Panglima TNI tersebut menyampaikan akan ada penelitian personel secara bertahap dan berlanjut selama masa pendidikan, bila terbukti Enzo dapat dikeluarkan.
“Mekanisme di TNI, mengenal penelitian personel bertahap dan berlanjut, itu akan dilihat dari waktu ke waktu, apalagi di saat pendidikan akademi, kalau ada anak terlanjur masuk dan kecolongan akan dikeluarkan,” ungkap Moeldoko.
BACA JUGA: Moeldoko Optimistis Ekonomi Tetap Stabil Pasca Pesta Demokrasi
Walau demikian, ia membantah bila TNI kecolongan taruna yang terpapar radikalisme. Enzo diduga memiliki hubungan dengan Hizbut Tahrir Indonesia, organisasi yang telah dilarang di Indonesia.
“Sebenarnya TNI sudah punya prosedur yang ketat, baterai ujinya itu kadang bisa satu dua yang lolos, namun penelitian personel terus berlajut hingga lulus,” tambahnya.
Ia mencontohkan ketika seorang taruna akademi militer terindikasi berideologi komunis, akan ada rekam jejak keturunan yang terlihat.
“Nanti akan kelihatan, di TNI sangat ketat, gak bakal lolos,” tutur Mantan Panglima TNI kelahiran Kediri tersebut.
BACA JUGA: Bertemu Moeldoko, Ini Yang Disampaikan Keluarga Korban Aktivis Hilang
Sebelumnya, Enzo Zenz Allie merupakan seorang warga negara Indonesia keturunan Prancis yang berhasil masuk sebagai calon taruna akademi militer TNI tahun 2019. Diketahui, Enzo merupakan lulusan SMA Pesantren Unggul Al Bayan, Serang, Banten.