Jumat, 10 August 2018 06:33 UTC
Sejumlah siswa SD Negeri Pandansari, Kecematan Selorejo, Kabupaten Malang memenuhi mobil pintar KaCa yang diluncurkan Universitas Muhammadiyah Malang. FOTO: Universitas Muhammadiyah Malang.
JATIMNET.COM, Malang – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai melakukan psikoedukasi kepada siswa-siswi kelas 4 dan 5 SD Negeri Pandansari Selorejo, Kabupaten Malang melalui mobil pintar Kamis Membaca (KaCa). Psikoedukasi ini untuk memulihkan trauma kepada siswa-siswi SD pasca meletusnya Gunung Kelud 2014 silam.
Menurut Koordinator Mobil KaCa UMM, Ridlo Setyono menyatakan Dusun Pandansari, Desa Selorejo, Kecamatan Ngantang, merupakan kawasan rawan bencana. Bahkan dampak dari meletusnya Gunung Kelud menyebabkan aktivitas warga di kawasan ini lumpuh total.
“Pada saat meletusnya Gunung Kelud, proses belajar mengajar berhenti total hingga beberapa pekan. Kenapa kami memilih siswa-siswi kelas 4 dan 5, sebab pada saat itu mereka masih duduk di bangku kelas 1 dan 2 SD yang terhadap trauma,” ujar Ridlo seperti dikutip Antara, Jumat 10 Agustus 2018.
Kehadiran mobil pintar KaCa bertujuan mengedukasi secara psikologis guna menghilangkan rasa was-was pada diri anak-anak kelas 4 dan 5. Ridlo menerangkan pihaknya melakukan tes psikologi untuk meyakinkan anak-anak bahwa mereka punya potensi.
Harapannya, setelah hasil diumumkan pada minggu depan, mereka masih memiliki tekad dan keteguhan untuk meraih masa depan. Kedepannya anak-anak tetap kuat meski pada suatu saat nanti berhadapan dengan bencana.
Tim mobil pintar KaCa ini menggandeng laboratorium psikologi UMM. Ada dua tes yang dilakukan, yakni Multiple Intelligence Questionnaire (MIQ) dan Skala Gaya Belajar.
Menurut Istiqomah, Koordinator Tim Psikologi UMM yang mendampingi tim mobil pintar KaCa di Pandansari, tes MIQ akan bermanfaat untuk mengetahui potensi siswa. Sehingga siswa bisa terarahkan dengan baik untuk dapat mengembangkan potensinya. Untuk Tes Skala Gaya Belajar, bisa membantu mendeteksi cara belajar agar siswa menyerap pelajaran dengan baik.
Ada tiga jenis karakter belajar yang dapat diketahui melalui tes ini. Pertama kategori kinestetik yang cenderung menggunakan bantuan gerakan untuk mempermudah pemahaman. Kedua, kategori visual yang cara pembelajarannya melalui gambar atau tulisan. Dan terakhir kategori auditorial, yakni pembelajaran yang mudah diterima jika dibantu dengan suara.
“Hasil tes ini nantinya akan kami sampaikan juga ke para guru dan orang tua siswa agar mereka juga turut serta membimbing dan memaksimalkan potensi anaknya,” katanya.
Kunjungan mobil pintar KaCa nya ke SDN Pandansari 2 menjadi tempat favorit karena tersedia banyak buku bacaan anak-anak. Selain itu, ada juga English for Young Leaener (EYL), yakni pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode yang menyenangkan ditambah pemutaran film kisah nabi-nabi yang cukup menarik perhatian siswa.