Logo

Minyak Goreng Curah Langka, Pemkab Madiun Siapkan Dana Talangan

Reporter:

Rabu, 23 March 2022 05:40 UTC

Minyak Goreng Curah Langka, Pemkab Madiun Siapkan Dana Talangan

Petugas Perdagkum mendropping migor curah kepada sejumlah pedagang, Rabu 16 Maret 2022. Foto: Gayuh

JATIMNET.COM, Madiun – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun menyiapkan dana talangan untuk pembelian minyak goreng curah bersubsidi. Upaya ini untuk mengantisipasi kelangkaan komoditas tersebut ketika memasuki bulan Ramadan dan Lebaran.

“Maka, jika sewaktu-waktu (minyak goreng) datang dalam jumlah banyak akan ditalangi dulu,” kata Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro, saat meninjau pasokan sembako di Pasar Pagotan, Kecamatan Geger, Rabu, 23 Maret 2022.

BACA JUGA : Pedagang Pasar Legi Didroping 6 Ribu Liter Migor Curah  

Namun, ia menyatakan bahwa dana talangan itu digunakan jika Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum memberikan subsidi untuk sementara waktu. Ini karena banyaknya pendistribusian yang harus dijalankan.

“Diambilkan dari dana cadangan. Nanti, akan dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain,” ujar Kaji Mbing, sapaan akrab Ahmad Dawami Ragil Saputro.

Upaya lain yang dilakukan adalah menggenjot operasi pasar minyak goreng curah. Kegiatan yang sebelumnya digelar sepekan sekali, kini menjadi dua kali. Adapun lokasinya diprioritaskan di daerah yang mengalami kekosongan  stok maupun harganya melambung.  

Sementara itu, keberadaan minyak goreng curah di sejumlah kios kosong sejak beberapa hari terakhir. Kondisi ini setelah pemerintah resmi mencabut ketentuan harga eceran tertinggi (HET) komoditas tersebut.  

BACA JUGA : Kemenperin Keluarkan Permenperin Tentang Penyediaan Minyak Goreng untuk Masyarakat

Mariyatun, salah seorang pemilik toko kelontong di kawasan Pasar Pagotan, Kecamatan Geger, mengatakan bahwa kekosongan minyak goreng curah terjadi selama lima hari terakhir. Sebab, stok yang dimilikinya ludes diborong pedagang gorengan dengan harga Rp 18.500 per kilgoram.

Dengan kekosongan pasokan, perempuan itu telah meminta kiriman ke pihak distributor di wilayah Ponorogo.  Namun, permintannya untuk mengisi sejumlah drum sebagai wadah minyak goreng curah tak kunjung dipenuhi. “Kata distributor, juga belum ada dari sana (produsen),” ujar Mariyatun.

Namun, kondisi itu berbanding terbalik ketika order minyak goreng kemasan. Komoditas itu dinyatakan selalu siap usai pemerintah mencabut HET-nya. “Begitu order barang langsung dikirim. Setelah harga naik (menyesuaikan terhadap nilai keekonomian), barangnya (minyak goreng kemasan) ada. Sebelumnya di mana?,” ucap dia.