Logo

Microsoft Ingatkan Ancaman Peretasan di Institusi Demokrasi Eropa

Reporter:,Editor:

Kamis, 21 February 2019 01:27 UTC

Microsoft Ingatkan Ancaman Peretasan di Institusi Demokrasi Eropa

Ilustrasi: Pixabay.com

JATIMNET.COM, Surabaya - Microsoft Corp memperingatkan adanya upaya peretasan yang menargetkan institusi demokrasi, think tank dan organisasi nirlaba di Eropa. Perusahaan ini berencana menawarkan layanan keamanan cyber ke beberapa negara untuk menutup celah keamanan.

"Serangan itu terjadi antara September dan Desember 2018, yang menargetkan karyawan German Council on Foreign Relations, kantor-kantor Eropa The Aspen Institute dan The German Marshall Fund," kata Microsoft dalam sebuah posting blog, yang dilansir dari www.reuters.com, Rabu 20 Februari 2019.

Microsoft mengatakan kegiatan tersebut, yang ditemukan melalui Pusat Intelijen Ancaman dan Unit Kejahatan Digital perusahaan, menargetkan 104 akun karyawan di Belgia, Prancis, Jerman, Polandia, Rumania, dan Serbia.

BACA JUGA: Australia Jadi Korban Serangan Siber dari Negara Asing

Banyak dari serangan itu, menurut Microsoft, berasal dari kelompok yang disebut Strontium, yang dikaitkan dengan pemerintah Rusia. Strontium, salah satu kelompok spionase dunia maya tertua di dunia, juga disebut APT 28, Fancy Bear, Sofancy, dan Pawn Storm oleh berbagai perusahaan keamanan dan pejabat pemerintah.

Perusahaan keamanan CrowdStrike mengatakan kelompok itu mungkin terkait dengan badan intelijen militer Rusia GRU.

BACA JUGA: Hewan Pengerat Australia Dinyatakan Punah Akibat Perubahan Iklim

Microsoft mengatakan akan memperluas layanan keamanan cybernya, AccountGuard ke 12 pasar baru di Eropa termasuk Jerman, Prancis, dan Spanyol untuk membantu pelanggan mengamankan akun mereka.

Layanan AccountGuard juga akan tersedia di Swedia, Denmark, Belanda, Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Portugal dan Slovakia.

Menjelang pemilihan Parlemen Eropa di bulan Mei, para pejabat Jerman berusaha untuk meningkatkan keamanan dunia maya setelah pelanggaran data oleh seorang siswa berusia 20 tahun, yang memperlihatkan kerentanan ekonomi terbesar di Eropa.