Selasa, 27 April 2021 08:20 UTC
Pengerukan Bozem Tubanan dengan menggunakan alat berat.
JATIMNET.COM, Surabaya - Meski di tengah pandemi Covid-19 dan banyak anggaran yang di-refocusing. Namun beberapa proyek yang bisa digarap secara swakelola atau digarap sendiri tanpa melalui lelang seperti biasanya tetap dikerjakan.
Salah satu yang terus dilanjutkan pengerjaannya adalah pembangunan dua bozem, yaitu Bozem Tubanan dan Bozem Telaga Manukan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati mengaku ada beberapa proyek yang direncanakannya harus ditunda karena ada refocusing anggaran.
Salah satu proyek yang harus tertunda adalah proyek lanjutan box culvert dan jalan di sisi barat Surabaya, termasuk pula beberapa proyek pedestrian di sejumlah tempat.
Baca Juga: Bozem Medokan Sawah Miliki Spot Instagramable Terbaru
“Akibat refocusing anggaran, memang ada beberapa proyek yang harus ditunda. Namun, proyek yang bisa dikerjakan secara swakelola atau dikerjakan sendiri oleh Satgas PU, maka kami lanjutkan, termasuk yang kami lanjutkan adalah dua bozem, yaitu di Tubanan dan Telaga Manukan,” kata Erna, Selasa 27 April 2021.
Menurutnya, dua pembangunan bozem ini merupakan tindak lanjut sidak Wali Kota Surabaya di awal-awal menjabat. Kala itu, ia mencoba menelusuri beberapa saluran yang menyebabkan genangan di wilayah Kantor Imigrasi Kelas 1 Tanjung Perak dan sekitarnya.
“Ternyata saat itu ada tanah luas yang bisa dijadikan bozem, sehingga Pak Wali Kota langsung meminta kami untuk membuat bozem di dua tempat yang berbeda. Kalau dua bozem ini sudah jadi, maka airnya tidak akan bersatu lagi di depan Imigrasi, sehingga genangan di wilayah Imigrasi itu bisa diantisipasi,” ia menerangkan.
Erna pun memastikan, pembangunan dua bozem itu terus dilakukan pengerukan oleh Satgas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan. Rencananya, Bozem Tubanan itu luasnya 3 hektar dan Bozem Telaga Manukan luasnya sekitar 1 hektar.
Baca Juga: Perkuat Daya Tampung Air, Bozem Simo Diperdalam dan Diperlebar
“Kalau kedalamannya semuanya hampir sama, yaitu 3 meter kubik, karena khawatir kalau terlalu dalam, khawatir ada apa-apa,” ia menjelaskan.
Selama ini, DPUBMP sudah membangun bozem sebanyak 72, sehingga kalau ditambah dua bozem lagi pada tahun ini, berarti total bozem di Surabaya menjadi 74 bozem. Volume masing-masing bozem itu berbeda-beda, tergantung ketersediaan lahan.
“Kalau yang 72 bozem itu total luasannya mencapai 147,5 hektar dengan total volume mencapai 6.164.889 meter kubik,” ia menegaskan.
Baca Juga: Antisipasi Meluapnya Aliran Air, Lumpur di Sungai Surabaya Dikeruk
Erna mengaku saat ini masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya bozem untuk menampung air pada saat hujan deras. Makanya, semakin banyak warga mengusulkan dan meminta supaya daerahnya dibangun bozem. Padahal, dulu banyak warga yang menolak pembangunan bozem itu karena berbagai alasan, termasuk alasan pembebasan tanah.
“Kalau sekarang sudah banyak yang sadar fungsi bozem. Malah sekarang ada warga yang meminta untuk dibuatkan jembatan dan gazebo di tengah-tengah bozem itu, sehingga bisa dijadikan tempat untuk memancing,” ia mengungkapkan.
Adapun pembangunan bozem di berbagai titik di Kota Surabaya ini untuk mengantisipasi terjadinya global warming yang sudah mulai dirasakan di belahan dunia, mulai dari banjir dimana-mana hingga bencana kekeringan. “Namun, yang paling utama memang untuk antisipasi banjir, karena ini sangat membantu untuk menampung air,” ia memungkasi.