Senin, 25 February 2019 10:44 UTC
Ilustrasi deportasi
JATIMNET.COM, Surabaya – Rumah Detensi Imigrasi Kota Pekanbaru kini mengawasi 1.146 pengungsi yang sebagian besar berasal dari Afghanistan. Sebagian besar pengungsi disebut memiliki hari kelahiran 1 Januari di tahun berbeda.
Hal itu tampak dari identitas dua pengungsi asal Afghanistan yang diberangkatkan ke Jakarta pada Senin 25 Februari 2019. Dua pengungsi berangkat untuk menjalani serangkaian tes di Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, guna mendapatkan penempatan di negara ketiga.
Pengungsi tersebut bernama Bakh Begum, 66 tahun, dan anaknya bernama Zulaikha Hassani, 26 tahun. Mereka selama ini tinggal di penampungan Rumah Tasqya, Pekanbaru.
BACA JUGA: Beri Akses Pengobatan Pada Pengungsi, Apakah Australia Melunak?
Keduanya dituliskan memiliki hari ulang tahun yang sama. Bakh Begum lahir pada 1 Januari 1953, sedangkan anaknya Zulaikha lahir pada 1 Januari 1993.
"Setelah dicek memang tanggal kelahiran banyak yang sama, yang beda tahun saja," kata Kepala Rudenim Pekanbaru, Junior Sigalingging.
Ia menunjukkan data pengungsi yang ditampung di Rumah Tasqya, Pekanbaru sebanyak 146. Dari jumlah tersebut hanya 41 pengungsi yang memiliki hari kelahiran berbeda. Selebihnya sekitar 90 persen berulang tahun sama, yakni pada 1 Januari.
BACA JUGA: Pakde Karwo “Wariskan” Persoalan Pengungsi Syiah ke Khofifah
Junior Sigalingging menduga kesamaan hari lahir terjadi lantaran pencatatan hanya berdasarkan pengakuan pengungsi saja. Mayoritas pengungsi ketika tertangkap tidak memiliki dokumen seperti paspor apalagi akte kelahiran. "Ketemu (pengungsi) di laut, diminta data jadi banyak yang sama," katanya.
Tercatat kini masih ada 1.146 pengungsi yang berada dalam pengawasan Rudenim Pekanbaru. Mayoritas berasal dari Afghanistan.
Mereka terdiri dari 1.126 pengungsi, pencari suaka yang sudah pasti ditolak (final rejected person) ada 13 orang, immigratoir ada dua, dan pengungsi mandiri ada lima orang. (Ant)