Rabu, 02 September 2020 01:00 UTC
RISMA. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini akrab dipanggil Risma saat melakukan sidak jalan menuju GBT dan area sekitar PLTSa. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Selasa 1 September 2020.
Wanita yang akrab disapa Risma itu meninjau unit Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang nantinya akan segera diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Namun, sebelum hari peresmian itu tiba, tim dari Presiden melakukan peninjauan lokasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, berbagai progres PLTSa dipastikan berjalan sesuai dengan target. Baik pengerjaan software maupun hardware-nya.
“Para ahli yang kami datangkan dari Tiongkok itu mulai bekerja sekitar tanggal 19 Agustus, beliau baru tiba di Indonesia beberapa waktu lalu karena terkendala Covid-19. Setelah sampai, mereka juga di karantina dan tes swab. Setelah turun hasilnya mereka baru bisa bekerja,“ kata Risma, Selasa 1 September 2020.
BACA JUGA: PLTSa Pertama di Indonesia Siap Beroperasi di Surabaya
Setelah tim ahli beberapa hari ini bekerja, apa saja yang sudah dilakukan dan sejauh mana perkembangannya pun harus dilaporkan. Makanya, PT Sumber Organik (SO) diminta untuk berdiskusi mempercepat perampungan yang semula dijadwalkan akan selesai pada Oktober mendatang.
“Saya beri waktu tiga hari untuk membahas perencanaan baru, pasca terkendala Covid-19. Setelah selesai hari Jumat 4 September 2020, kita rapatkan dengan tim ahli kita. Kita punya tim ahli dari universitas di Surabaya yang kita ajak untuk memantau perkembangan dari TPA ini. Setelah laporan pengerjaan dari ahli yang selesai hari Jumat itu, kami akan adakan rapat bersama," ia menjelaskan.
Di samping itu, sebelum diresmikan, terlebih dahulu masih harus menunggu hasil finalisasinya dari para ahli yang akan segera dikirim. Menurut Risma, untuk program-programnya dipastikan harus terkontrol dengan software sehingga lebih mudah melakukan pemantauan.
Terutama saat memantau dengan peralatan dan suhu yang tinggi. “Jadi alat-alatnya harus termonitor dengan sebaik mungkin,” ia mengingatkan.