Logo

Matakin Imbau Umat Rayakan Imlek dengan Kesederhanaan

Reporter:

Selasa, 05 February 2019 04:59 UTC

Matakin Imbau Umat Rayakan Imlek dengan Kesederhanaan

Ilustrasi peribadatan Imlek

JATIMNET.COM, Surabaya – Tahun Baru Imlek 2570 Kongzili (2019 Masehi) jatuh pada 5 Februari 2019. Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) mengingatkan umatnya untuk merayakan Imlek dengan semangat kesederhaan. Momentum ini diharapkan bisa digunakan untuk refleksi diri, beribadah dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.

Ketua Umum Matakin Budi Santoso Tanuwibowo mengajak umat yang merayakan imlek agar menggunakannya sebagai momentum refleksi diri, memperbanyak ibadah, serta lebih peduli terhadap sesama.

"Agar merayakan dengan kesederhanaan, karena hakikat Imlek bukan untuk pesta pora, apalagi berhura-hura. Peduli terhadap sesama warga bangsa,” kata Ketua Umum Matakin Budi Santoso Tanuwibowo Selasa 5 Februari 2019.

Kepedulian terhadap sesama itu menurutnya selaras dengan tema Imlek tahun ini yaitu "Penimbunan Kekayaan akan Menimbulkan Perpecahan di antara Rakyat, Tersebarnya Kekayaan akan Menyatukan Rakyat".

BACA JUGA: Makna Kuliner Imlek yang Lezat dan Mengenyangkan

Ia menegaskan, penting bagi umat Khonghucu untuk selalu bisa berbagi seiring masih banyaknya orang miskin yang perlu dibantu. Kewajiban membantu kesulitan orang lain sudah seharusnya dimiliki oleh orang yang beragama. Pembangunan memang membawa pada kemajuan. Namun tetap saja akan ada ketimpangan, seperti munculnya orang miskin. Jika kondisi ketimpangan dibiarkan akan menyebabkan kondisi rawan dan ketidakstabilan.

"Jurang antara kaya dan miskin masih tinggi, banyak yang masih di bawah garis kemiskinan, tentu kita lebih melakukan upaya agar mereka yang ada di garis kemiskinan dapat terangkat," katanya.

Harapan Untuk Indonesia

Secara umum, dia berharap di tahun ini agar Indonesia bisa lebih maju dalam berbagai bidang. Dalam hal ekonomi, pertumbuhan Indonesia harus menuju pada kemakmuran yang berkeadilan.

"Adil berkemakmuran. Adil kalau tidak makmur ya repot, makmur tidak adil ya repot juga, harus seimbang," katanya.

BACA JUGA: Ribuan Umat Tridharma Merayakan Imlek di Klenteng
Dalam hal keharmonisan antara umat beragama, dia berharap agar masyarakat semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan. Lebih baik mencari persamaan daripada membesar-besarkan perbedaan yang bisa kontraproduktif terhadap keharmonisan. Tanpa kedewasaan, dalam skala tertentu perbedaan akan rentan memunculkan gesekan antar umat.

"Agama itu memanusiakan manusia. Terlepas dari apapun agama ini harus memiliki kadar kemanusiaan. Jangan mentang-mentang karena satu agama kemudian yang salah kita bela, yang benar dari agama lain tidak kita bela," katanya.

Budi juga mengajak umat Khonghucu dan masyarakat pada umumnya untuk menjaga kelestarian alam agar keindahannya bisa diwariskan kepada anak cucu kelak.

Kemudian di ranah kenegaraan, ia berharap agar pemerintahan ke depan agar lebih baik dan bersih, bekerja bukan sebatas pencitraan, penegakan hukum yang adil dan hal lainnya. "Harapan kami, Indonesia yang sesuai pembukaan UUD 1945," katanya. (Ant)