Logo

Mangrove Diklaim Mampu Kurangi Banjir di Surabaya

Reporter:,Editor:

Kamis, 25 July 2019 07:55 UTC

Mangrove Diklaim Mampu Kurangi Banjir di Surabaya

KUNJUNGAN PESERTA: Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menerima kunjungan dari peserta Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan untuk Laut Asia Timur, atau PEMSEA, Rabu 24 Juli 2019. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengungkapkan keberhasilannya dalam mengurangi titik banjir hingga menyisakan dua persen dari luas wilayah Kota Pahlawan.

Cara yang digunakan Risma yakni dengan membuat pintu air dan membangun konservasi hutan mangrove. Upaya itu diklaim mampu menurunkan presentasi wilayah yang terkena banjir dari 50 persen menjadi dua persen.

"Bapak-ibu, dulu banjir di Surabaya mencapai 50 persen, saat ini hanya tinggal 2 persen," ujar Risma disela menerima peserta Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan untuk Laut Asia Timur, atau Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) di rumah dinas Rabu 24 Juli 2019 malam.

Wali Kota kelahiran Kediri itu menyampaikan, tahun 1998 kerusakan hutan mangrove di pesisir Surabaya terbilang parah. Banyak kayu dari pohon mangrove yang ditebangi untuk digunakan arang oleh masyarakat.

BACA JUGA:Suasana Tenang dan Instagramable, Hutan Bakau Wonorejo Dipadati Pengunjung

Dampaknya, wilayah pesisir tidak ada penahan ombak yang mengakibatkan arus laut masuk ke darat. Sementara tinggi permukaan tanah di Surabaya hanya 5 meter dari permukaan laut.

"Kemudian saya coba untuk menata kembali dengan bekerja sama dengan anak-anak dan semua warga termasuk dari militer," kata Risma dalam keterangan resminya.

Wilayah seluas 2300 hektar ditanami mangrove. Hasilnya kini Risma menyebutkan upaya itu telah berhasil mengembalikan penampang hutan mangrove sebelum tahun 1998.

Untuk menjaganya, mantan Kepala Bappeko Surabaya itu menjadikan hutan mangrove kawasan wisata. Selain juga sebagai konstruksi alami. "Jadi, sejalan dengan itu bapak ibu sekalian, kami akan menetapkan kawasan itu sebagai kebun raya mangrove pertama di dunia," ungkapnya.

BACA JUGA: Seratusan Siswa SD Al Muslim Peringati Hari Air Sedunia

Sementara itu, penataan kota dilakukan agar banjir benar-benar berkurang. Pemkot Surabaya membangun lebih dari 450 taman kota. Keberadaan taman ini melengkapi hutan kota, dan waduk yang terus diselesaikan.

"Dampak dari pada ini adalah menurunnya suhu mencapai 2 derajat celcius. Kalau pagi jalanan Surabaya berkabut, suhu kami kurang lebih 20 derajat," kata Risma.