Logo

Manfaatkan Lahan Kosong, DKPP Surabaya Panen 1,4 Ton Ketela Pohon

Reporter:,Editor:

Rabu, 03 November 2021 10:20 UTC

Manfaatkan Lahan Kosong, DKPP Surabaya Panen 1,4 Ton Ketela Pohon

PANEN KETELA. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya memanen 1,4 ton ketela pohon dari salah satu lahan kosong di Kelurahan Kutisari, Kec. Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Rabu, 3 November 2021. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya panen 1,4 ton ketela pohon dari salah satu lahan kosong di daerah Kelurahan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Hasil panen dari lahan seluas 1.000 meter persegi itu dibagikan kepada masyarakat.

Kepala DKPP Kota Surabaya Yanuar Herlambang mengatakan sesuai arahan Wali Kota Surabaya, pihaknya terus memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya pertanian. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya ketahanan pangan.

"Hasil panennya langsung dibagikan ke warga di sekitar lokasi. Sebagian juga kemudian ditaruh di kantor DKPP untuk kemudian disebar lagi ke warga," kata Herlambang, Rabu, 3 November 2021.

Selain di daerah Kutisari, sebelumnya pihaknya juga melakukan panen ketela pohon di lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) di kawasan Kedung Cowek Surabaya.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Dampingi MBR Kelola Lahan BTKD untuk Ketahanan Pangan

"Sebelumnya kita juga panen ketela pohon di Kedung Cowek. Kalau ketela pohon itu kita tanamnya dari sekitar 8 bulan yang lalu," ia menjelaskan.

Tak hanya ketela pohon yang menjadi komoditas tanaman pangan DKPP Surabaya. Herlambang mengaku juga menanam beberapa jenis tanaman pangan lain seperti ketela rambat, sayur-sayuran, cabai, hingga jagung.

"Setelah panen ketela pohon, sekarang ini lahan kosong di Kutisari itu kita siapkan untuk tanaman cabai," ia mengungkapkan.

Menurutnya, pada musim hujan, biasanya hanya sedikit saja petani yang menanam cabai. Pasalnya, kelembapan tinggi membuat tanaman cabai rawan kerusakan. Karena itu di musim hujan, biasanya harga cabai menjadi lebih mahal.

"Contohnya di Jambangan itu sekarang kita tanami lombok (cabai) semua. Nanti (lahan kosong Kutisari) kita juga ganti dengan cabai. Mudah-mudahan kita bisa intervensi ke sana (antisipasi kenaikan harga cabai)," ia mencontohkan.

BACA JUGA: Urban Farming, Cara Surabaya Tingkatkan Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

Setidaknya ada 20 titik lokasi tanah BTKD yang dimanfaatkan DKPP Surabaya untuk budidaya tanaman pangan. Lokasinya tersebar di beberapa wilayah Kota Surabaya. Beberapa lokasi itu ada yang dikelola oleh petugas DKPP maupun kolaborasi bersama warga sekitar.

"Selain di Taman Hutan Raya (Tahura), ada 20 lahan kosong yang kita manfaatkan untuk ketahanan pangan, mulai sayur-sayuran hingga tanaman pangan seperti jagung dan ketela," ia menerangkan.

Sebenarnya, Herlambang mengaku lebih senang apabila lahan kosong tersebut dapat dikelola warga sekitar untuk ketahanan pangan. Hasil panennya juga dapat dimanfaatkan warga sendiri untuk tambahan kebutuhan pangan.

"Kita lebih senang kalau kolaborasi dengan warga. Kalau panen mereka (warga) bisa memanfaatkan dan merasakan juga. Tapi kadang-kadang nandurnya (menanamnya) warga tidak mau," ia menuturkan.