Logo

Manfaat Diet Keto Ternyata Tidak Bertahan Lama

Reporter:,Editor:

Selasa, 18 February 2020 05:30 UTC

Manfaat Diet Keto Ternyata Tidak Bertahan Lama

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Sebuah penelitian baru dari Universitas Yale menunjukkan manfaat diet keto atau diet yang dilakukan dengan cara menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak, hanya bertahan dalam tujuh hari.

Dikutip dari South China Morning Post, mereka telah melakukan studi pada tikus untuk meninjau efek dari diet keto. Lantas ditemukan bahwa lebih dari seminggu, manfaatnya mulai berhenti.

Studi yang baru-baru ini dipublikasikan di Nature Metabolism menunjukkan, selama periode waktu yang terbatas, mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dan tinggi lemak mungkin dapat menawarkan manfaat kesehatan bagi manusia.

Di antaranya termasuk menurunkan risiko diabetes dan peradangan. Efek positif diet terkait dengan sel yang disebut T-sel gamma delta, sel kekebalan yang melindungi jaringan dan menurunkan risiko diabetes dan peradangan. Namun, sel yang sama juga terikat pada efek negatif dari diet keto.

BACA JUGA: Manfaat Kulit Pisang Bisa Atasi Masalah Kulit di Wajah

Vishwa Deep Dixit, penulis utama studi ini yang juga seorang profesor kedokteran komparatif dan imunologi di Yale School of Medicine, mengatakan diet keto menipu tubuh untuk membakar lemak.

Tubuh bertindak seolah-olah dalam mode kelaparan ketika konsumsi karbohidrat yang rendah menyebabkan kadar glukosa turun. Meskipun tubuh tidak benar-benar dalam mode kelaparan, ia mulai membakar lemak, bukan karbohidrat.

Itu mengarah pada pelepasan badan keton, yang merupakan sumber bahan bakar alternatif. Saat tubuh keton terbakar di dalam tubuh, sel-T gamma delta meluas ke seluruh tubuh. Proses ini meningkatkan metabolisme dan mengurangi risiko diabetes dan peradangan.

Namun satu minggu kemudian, Dixit mengatakan tikus mulai menyimpan lebih banyak lemak daripada yang bisa mereka bakar, obesitas dan diabetes juga mulai berkembang.

Terlepas dari temuan percobaan ini, bagaimanapun Dixit mengatakan uji klinis manusia jangka panjang diperlukan.

"Sebelum diet seperti itu dapat diresepkan, uji klinis besar dalam kondisi terkontrol diperlukan untuk memahami mekanisme di balik manfaat metabolik dan imunologi atau potensi bahaya apa pun bagi individu yang kelebihan berat badan dan pra-diabetes," kata Dixit.