Sabtu, 10 April 2021 12:00 UTC
RUNTUH. Tembok dan atap rumah warga di Desa Sukorejo, Kec. Tirtoyudo, Kab. Malang, runtuh akibat gempa, Sabtu, 10 April 2021. Foto: twitter @bpbdkabmalang
JATIMNET.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka yang mendalam atas gempa yang terjadi di pesisir selatan Jawa Timur.
"Sampai petang ini, laporan yang sampai ke kami, ada warga yang meninggal dunia dari Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, maupun Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang karena tertimpa longsoran saat gempa terjadi," ujar Khofifah dalam siaran pers tertulis, Sabtu, 10 April 2021.
Selain korban meninggal, Khofifah juga mengungkapkan adanya satu orang yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Sejauh ini, kata dia, ada beberapa kabupaten dan kota yang terdampak kuat dari gempa yang terjadi. Menurut informasi yang diterimanya, yang paling parah terjadi di Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Dampit dan Jabung.
Sedangkan di Lumajang, kerusakan parah terjadi di Kecamatan Tempursari dan Pronojiwo. Dan di Kabupaten Blitar, kerusakan parah terjadi di Kecamatan Wates dan Binangun.
BACA JUGA: Jatim Diguncang Gempa, Warga Panik Berhamburan Keluar Rumah
Data BPBD Jawa Timur hingga pukul 16.30 WIB dilaporkan sejumlah rumah di Kabupaten Malang rusak ringan hingga berat, di antaranya empat rumah rusak di Desa Kemiri, satu rumah rusak berat di Desa Sidorejo, 15 rumah rusak ringan dan dua rumah rusak ringan di Desa Gunung Jati, tiga rumah rusak di Desa Agrosari, tiga rumah rusak di Desa Kemantren, dua rumah rusak di Desa Gadingkembar, dan satu rumah rusak di Desa Sidomulyo.
Kemudian ada rumah sakit dan puskesmas yang juga dilaporkan rusak, yakni RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, dan Puskesmas Turen, Kabupaten Malang..
Mantan Menteri Sosial itu meminta seluruh pihak, Forkopimda Jatim, bersama kepala daerah setempat terus melakukan koordinasi, bergerak cepat, dan tanggap atas bencana dan dilakukan secara simultan.
Ia memastikan tim BPBD kabupaten/kota dan juga BPBD Provinsi Jatim telah turun ke titik-titik yang membutuhkan reaksi tanggap kebencanaan dan evakuasi. Begitu pula relawan Tagana sudah berada di lokasi.
"Kami sudah mengirimkan tim untuk turun langsung ke titik-titik yang mengalami dampak parah. Agar segera dilakukan pengamanan dan juga evakuasi. Ada tim dari BPBD kabupaten dan kota, juga dari provinsi yang kini ada di lokasi-lokasi terdampak untuk tanggap kebencanaan," katanya.
Ia mengimbau pada masyarakat untuk selalu waspada, namun jangan takut berlebihan. Kewaspadaan harus dilakukan guna mengantisipasi jika ada gempa susulan.
BACA JUGA: Enam Orang di Malang dan Lumajang Meninggal akibat Gempa
"Kita berdoa bersama agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan dan Jawa Timur diberi keselamatan oleh Allah SWT. Semua saya harap tetap waspada namun jangan panik," kata Khofifah.
Gempa bermagnitudo 6,7 itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dengan kedalaman 25 kilometer dan berada di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang. Berdasarkan analisis BMKG, gempa ini termasuk gempa menengah dan disebabkan karena aktivitas subduksi. Gempa tidak hanya dirasakan di Jawa Timur, tapi juga sampai Yogyakarta, Mataram, dan Lombok, NTB.
BNPB melaporkan ada enam warga di Kabupaten Malang dan Lumajang yang meninggal dunia akibat gempa ini. Selain rumah, sejumlah fasilitas umum seperti masjid, musala, sekolah, dan perkantoran juga mengalami rusak ringan hingga berat terutama di Malang selatan.