Logo

Mahasiswa UB Malang Temukan Mesin Fermentasi Bawang Hitam

Reporter:

Minggu, 19 August 2018 05:02 UTC

Mahasiswa UB Malang Temukan Mesin Fermentasi Bawang Hitam

Ilustrasi.

JATIMNET.C0M, Malang – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menemukan mesin fermentasi bawang hitam dengan teknologi kontrol suhu dan kelembaban. Mesin ini diharapkan bisa mengoptimalisasi proses fermentasi bawang putih sebagai obat herbal yang kaya manfaat.

Dosen pembimbing mahasiswa penemu mesin fermentasi bawang hitam Fakultas Teknologi Pangan (FTP) UB, Novita Wijayanti mengatakan bahwa mesin fermentasi ini sanggup mempercepat proses produksi.

“Keuntungan menggunakan mesin ini bisa mempersingkat waktu produksi dari cara manual yang membutuhkan 20 hari, bisa ditekan menjadi 10 hari. Selain itu, suhu dan kelembabannya dapat dikontrol pada kisaran 60-70 derajat celcius dan kelembaban 30-40 persen, untuk menghasilkan kualitas yang bagus,” kata Novita, sebagaimana dikutip Antara, Minggu 19 Agustus 2018.

Dengan kontrol suhu dan kelembaban tersebut menjadikan mutu bawang hitam dapat dikendalikan sesuai standar kebutuhan. Bawang putih yang difermentasi dengan mesin tersebut bisa menghindarkan dari gosong.

Selain itu, inovasi ini memiliki nilai ekonomis bagi usaha kecil menengah (UKM) produsen bawang hitam. Salah satu UKM yang produsen bawang hitam sebagai obat herbal adalah Wikischool di Malang. Namun proses produksi yang dilakukan Wikischool masih menggunakan alat yang sederhana.

“Yakni menggunakan penanak nasi (magic com). Tentunya dengan alat ini sulit mendapatkan suhu dan kelembaban yang memadai. Dampaknya kualitas produksi yang diharapkan tidak memiliki standar,” lanjutnya.

Sebagaimana disebutkan Novita kapasitas mesin fermentasi ini mampu menampung skitar 12 kilogram bawang putih dalam sekali proses produksi. Dengan kapasitas yang lebih besar memberi nilai manfaat untuk meningkatkan produksi serta memperbaiki kualitas bawang hitam.

Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) di bawah naungan FTP UB menciptakan inovasi teknologi yang simple. Kelembaban, menurut Novita, ini sangat penting untuk menjaga kualitas agar bawang tidak gosong. Kondisi gosong, menurut Novita, akan mengurangi nilai jual maupun kualitasnya.

Sementara itu, Tim PKM-T FTP UB penemu mesin fermentasi bawang hitam itu beranggotakan lima mahasiswa yang terdiri dari Andy Pratama Nugraha, Nandya Nadhalia, Melati Ayuning Putri, Sang Norma Lintang Asmara, dan Nur Rahmat Khairi.

Mesin fermentasi bawang dengan kontrol suhu dan kelembaban sebelumnya pernah ada di Indonesia.