Senin, 04 August 2025 07:30 UTC
Rektor Universitas Al-Falah As-Sunniyyah (UAS) Kencong Jember Rijal Mumazziq Zionis (dua dari kiri) berfoto bersama para aktivis mahasiswa Patani yang kuliah di Indonesia. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Para mahasiswa asal Patani, Thailand Selatan, yang tengah menempuh studi di Indonesia didorong untuk menjadi intelektual penggerak sekaligus pelestari warisan budaya dan keislaman Melayu.
Seruan ini disampaikan Rektor Universitas Al-Falah As-Sunniyyah (UAS) Kencong Jember Rijal Mumazziq Zionis dalam kegiatan Majlis Kerjasama Pelajar Patani di Indonesia (MKPPI) yang digelar di Ponpes Islam Bustanul Ulum (PP IBU) Pakusari, Senin, 4 Agustus 2025.
Dalam forum tersebut, Rijal menekankan pentingnya generasi muda Patani mengenal dan menghidupkan kembali karya-karya besar para ulama terdahulu. Salah satu tokoh yang ia angkat adalah Syekh Abdul Somad al-Falimbani, ulama asal Palembang yang berjuang di tanah Haramain sebelum akhirnya gugur sebagai syuhada di Songkla, Thailand Selatan.
“Beliau ulama besar dari Palembang, berkiprah di Mekkah dan Madinah. Lalu pulangnya bukan ke Palembang, melainkan ke Songkla untuk membantu perjuangan masyarakat Muslim di sana. Beliau gugur sebagai syahid dan makamnya masih ada di wilayah Songkla. Saya pernah berziarah ke sana,” ujar akademikus yang juga mantan Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PC NU Surabaya ini.
BACA: Mendikdasmen Tekankan Pentingnya Transformasi dalam Pembelajaran
Ia menambahkan para mahasiswa Patani yang menimba ilmu di Indonesia memiliki posisi strategis untuk menyambung kembali mata rantai keilmuan Islam dan kebudayaan Melayu. Karena itu, Rijal berharap para mahasiswa tidak sekadar menjadi akademisi, tetapi juga menjadi agen perubahan.
“Kita harapkan mereka pulang bukan hanya sebagai pemikir, tapi juga penggerak yang bisa memajukan masyarakat Patani,” katanya.
Sementara itu, Ruslan Yusoh, intelektual muda asal Patani yang telah menyelesaikan pendidikan S1 hingga S3 di Indonesia, menyebut bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan utama bagi generasi muda Patani untuk melanjutkan pendidikan.
Menurutnya, selain kualitas akademik, banyak mahasiswa Patani tertarik belajar di Indonesia karena nilai-nilai kepemimpinan, demokrasi, dan keberanian dalam menyuarakan ide turut diajarkan secara nyata dalam kehidupan kampus.
“Indonesia tidak hanya mengajarkan ilmu, tapi juga keberanian menyuarakan gagasan dan nilai-nilai kepemimpinan,” kata doktor Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.
BACA: Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Menginspirasi Siswa SMA Al Hikmah Surabaya Raih Prestasi Nasional
Saat ini, terdapat sekitar 400 mahasiswa dan pelajar asal Patani yang sedang belajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sebagian besar dari mereka terinspirasi oleh alumni sebelumnya yang telah kembali ke Patani dan berkontribusi melalui usaha mandiri maupun gerakan sosial.
“Ketika kembali ke Patani, mimpi besar kami adalah mengontribusikan ilmu pengetahuan untuk kemajuan di sana. Kami ingin tetap punya ruang untuk berbagi ilmu yang didapat di Indonesia,” kata Ruslan.
Ia menegaskan, pengalaman mahasiswa Patani selama belajar di Indonesia sangat luas dan berharga. Bekal tersebut menjadi pondasi penting untuk memperkuat pendidikan, memperjuangkan identitas budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Patani.
