Logo

Lukisan Pertemuan Bung Karno dan Marhaen Diperkenalkan ke Publik

Reporter:,Editor:

Selasa, 06 April 2021 08:20 UTC

Lukisan Pertemuan Bung Karno dan Marhaen Diperkenalkan ke Publik

LUKISAN BERSEJARAH. Wali Kota Surabaya Eri cahyadi (kemeja putih) melihat lukisan sejarah pertemuan Bung Karno dan petani bernama, Marhaen, di Plaza Proklamasi Gedung Graha Wiyata Untag Surabaya, Selasa, 6 April 2021. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Sebuah lukisan yang sarat dengan nilai sejarah diperkenalkan ke publik di Plaza Proklamasi Gedung Graha Wiyata Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Selasa, 6 April 2021.

Berdimensi 100 x 130 cm, lukisan tersebut menggambarkan pertemuan bersejarah antara proklamator kemerdekaan Soekarno (Bung Karno) dan seorang petani bernama Marhaen di Cigelereng, Bandung, tahun 1923.

Lukisan itu dilukis pelukis Surabaya, Sudiyanto Pandji Wiryo Atmojo, atas permintaan aktivis kerakyatan senior bernama Yacobus Mayong Padang. Lukisan itu rencananya bakal dipasang di Institut Marhaen di Bandung yang diinisiasi Yacobus.

Pada peresmian lukisan tersebut, selain Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, hadir pula Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tujuh Belas Agustus (YPTA) 1945 Bambang DH, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Rektor Untag Surabaya Mulyanto Nugroho, dan Nuniek Silalahi yang menjembatani lahirnya lukisan tersebut.

BACA JUGA: Rumah Kelahiran Bung Karno Resmi Jadi Aset Pemkot Surabaya

Yacobus mengungkapkan sejarah Indonesia terurai sangat panjang. Kemerdekaan diperingati setiap 17 Agustus 1945. Namun, ada satu momen yang sangat penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan, yaitu momen ketika Bung Karno bertemu Marhaen (Mang Aen) di tengah sawah di Cigereleng, Bandung, tahun 1923.

”Dialog dengan Pak Marhaen itulah yang menyadarkan Bung Karno sebagai kaum terpelajar, betapa menderitanya rakyat ketika itu. Saat itu juga, Bung Karno bertekad bahwa Indonesia harus merdeka untuk membebaskan rakyat yang menderita,” kata Yacobus.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya dapat menyaksikan proses pembuatan lukisan itu melalui secuplik dokumentasi video yang disaksikan bersama-sama. Sebagai informasi, lukisan yang mengandung nilai sejarah itu dikerjakan Sudiyanto mulai April hingga November 2020.

”Ini adalah kehormatan untuk Surabaya dan semakin meneguhkan kami sebagai dapur nasionalisme, karena di kota ini Bung Karno lahir, tumbuh, hingga remaja, mendapat gemblengan pemikiran dan bersentuhan dengan dinamika rakyat,” kata Eri.

Menurutnya, Bung Karno adalah sosok pemimpin yang jiwanya dipenuhi keikhlasan. Tak ada satu pun motif pemikiran dan perjuangan Bung Karno kecuali hanya untuk membebaskan rakyat kecil dari penderitaan akibat penjajahan.

”Jiwa Beliau yang tulus ikhlas itu semoga selalu menurun kepada jiwa warga Surabaya,” tuturnya.

BACA JUGA: Jejak Sang Proklamator di Rumah Kos Peneleh Surabaya

Selain itu, lukisan yang menggambarkan pertemuan Bung Karno dan Marhaen tersebut membawa imajinasi hingga puluhan tahun silam. Dia membayangkan Bung Karno ketika itu bersepeda keliling desa hingga bertemu Marhaen. Di tengah terik matahari, di tengah sawah, terjadilah dialog di antara keduanya yang menjadi inspirasi Bung Karno untuk memberi nama Marhaenisme pada pemikiran politiknya.

”Saya membaca kisahnya di autobiografi Bung Karno. Salah satu kisah yang paling saya ingat. Dari itu pula selalu menjadi pengingat saya untuk tidak pernah ingkar janji kepada rakyat kecil,” ia memaparkan.

Di samping itu, kisah Marhaen tak lain sebagai representasi rakyat kecil saat ini. Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Cak Eri ini akan terus memperjuangkan hak-hak warga demi kesejahteraan bersama. Mulai dari memberikan pelayanan terbaik, melanjutkan program permakanan, berobat gratis, sekolah gratis, dan sebagainya.

“Pemikiran Bung Karno harus dibumikan di Surabaya. Semua itu tidak membuat kami berpuas diri, karena Pemkot Surabaya masih dan akan terus berinovasi untuk membahagiakan warganya,” katanya.