Logo

Layanan Java Drone Atasi Pemetaan Desa Tertinggal

Reporter:,Editor:

Rabu, 09 December 2020 03:00 UTC

Layanan Java Drone Atasi Pemetaan Desa Tertinggal

Produk / Jasa Java Drone

JATIMNET.COM, Surabaya - Sejak digaungkannya Geoportal Kebijakan Satu Peta oleh Presiden Joko Widodo, penambahan peta tematik untuk menyelesaikan tumpang tindih pemanfaatan lahan di desa perlu dilakukan.

Sebagai tindak lanjut atas permasalahan tersebut, mahasiswa Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang suatu inovasi berupa penyedia layanan geospasial bernama Java Drone.

Adalah Moh Faisal, Shaza Flanetta Putri, dan M Hidayatul Ummah. Ketiganya memulai perancangan Java Drone usai menilik peluang bisnis jasa pemetaan yang cukup besar.

Yang mana kebanyakan, pemetaan tersebut menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau yang lazim disebut drone. “Kami memandang bahwa saat ini peta telah menjadi urgensitas pembangunan,” kata Ketua Tim, Moh Faisal.

BACA JUGA: Kursi Santai dari Rotan Karya Mahasiswa ITS Akan Dipamerkan di Milan

Oleh sebab itu, Java Drone hadir sebagai solusi untuk berbagai permasalahan pemetaan di Indonesia. Sebelumnya, Faisal dan tim telah melakukan riset segmentasi pasar sehingga dapat mengetahui pihak mana yang perlu dituju dalam penawaran bisnis ini “Setelah itu, dilakukan pengembangan produk agar Java Drone memiliki state of the art,” ia menjelaskan.

Faisal mengaku bahwa Java Drone difokuskan untuk pemetaan dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D). Beberapa produk yang diluncurkan oleh Java Drone di antaranya adalah areal mapping yang merupakan jenis pemetaan topografi, 3D Modelling yakni permodelan 3D khusus untuk cagar alam yang terancam punah, tree counting, plant health, dokumentasi, dan videogrammetry.

“Kemudian, kami mengembangkan tiga produk lagi yaitu inspeksi, 3D smart village dan aplikasi Geographic Information System (WebGIS). Sehingga kini terdapat sembilan produk. Dengan berbagai hal tersebut, pekerjaan menjadi lebih efektif dan dapat memotong anggaran biaya,” ia mengungkapkan.

BACA JUGA: BPBD Jatim Gandeng ITS Cari Sumber Air di Wilayah Langganan Kekeringan

Java Drone telah diaplikasikan ke beberapa desa-desa tertinggal, di antaranya untuk Desa Ngepung, Nganjuk; Desa Lojejer, Jember; Desa Banjarasri, Sidoarjo; Desa Kedungbanteng, Sidoarjo; dan beberapa desa lainnya. “Hingga kini, kami masih terus mengajukan penawaran ke beberapa desa tertinggal,” ia menuturkan.

Ke depan, Faisal berharap Java Drone akan mengintegrasikan peta yang ada di desa agar semua masyarakat dapat mengaksesnya dan membantu dalam pembuatan 3D smart village secara akurat.

Sehingga perencanaan dan pembangunan dapat lebih efektif dan tepat sasaran. “Di samping itu, kami juga ingin Java Drone dapat menjadi start-up yang menjawab semua permasalahan khususnya di bidang geospasial,” ia memungkasi.