Rabu, 24 April 2019 13:06 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengantongi laba bersih konsolidasi Rp 8,2 triliun pada triwulan I/2019 atau tumbuh 10,43 persen secara tahunan, dengan meningkatnya kontribusi pendapatan komisi dan juga pendapatan bunga bersih.
“Peningkatan laba ini turut mengerek kenaikan aset secara konsolidasi BRI beserta anak perusahaannya mencapai Rp 1.279,86 triliun atau naik 14,35 persen secara tahunan (year on year/yoy),” kata Direktur Utama BRI Suprajarto, Rabu 24 April 2019.
Ia mengatakan bahwa perolehan laba disokong penyaluran kredit dan yang tumbuh 12,9 persen (yoy) atau di atas rata-rata industri perbankan nasional, dan juga kontribusi dari pendapatan berbasis komisi sebesar Rp 3,14 triliun atau tumbuh 16,49 persen (yoy).
BACA JUGA: BRI Dorong Penyaluran KUR Sektor Produksi
“Di antara kredit itu, kredit mikro tumbuh sekitar 13,17 persen (yoy), kredit konsumer tumbuh 9,63 persen (yoy), kredit ritel dan menengah tumbuh 13,47 persen (yoy) serta kredit korporasi tumbuh 14,15 persen (yoy)," kata Sprajarto.
Kredit mikro BRI masih menjadi porsi terbesar penyaluran kredit BRI dengan segmen 33,21 persen dari seluruh portofolio pinjaman. Angka ini naik dibandingkan dengan posisi Maret tahun 2018 sebesar 33,13 persen.
Dengan pertumbuhan kredit di 12,9 persen, emiten berkode BBRI itu menjaga rasio kredit bermasalah di 2,41 persen pada akhir kuartal I/ 2019, atau lebih rendah dibandingkan akhir Maret 2018 sebesar 2,46 persen.
BACA JUGA: Target Penyaluran KUR BRI Naik 19,4 Persen
Sementara itu penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada akhir kuartal I/ 2019 tumbuh 13,18 persen (yoy) dari Rp 827,06 triliun di triwulan I/ 2018 menjadi Rp 936,03 triliun pada triwulan I/2019.
"Adapun komposisi dana murah (CASA) menjadi penopang utama DPK BRI, di mana tumbuh 14,01 persen (yoy) sehingga saat ini komposisi CASA BRI menjadi 56,28 persen," katanya. (ant)
