Sabtu, 27 June 2020 11:40 UTC
CEK LAPANGAN. Presiden Joko Widodo saat berada di Banyuwangi didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kamis, 25 Juni 2020. Foto: Pemkab Banyuwangi
JATIMNET.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan segera membentuk tim gabungan untuk penanganan Covid-19 di Surabaya Raya meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo yang memberi waktu dua pekan bagi Khofifah untuk melakukan langkah cepat dalam menekan jumlah kasus positif Covid-19.
"Sesuai arahan Pak Presiden bahwa kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, maka dengan dibentuknya Tim Gabungan Surabaya Raya ini nantinya akan bisa dilakukan sharing sumber daya dan komitmen yang terukur,” ujar Khofifah dalam keterangan tertulis, Sabtu, 27 Juni 2020.
Tim gabungan tersebut terdiri dari Forkopimda Jawa Timur dan Gugus Tugas Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengintensifkan koordinasi dalam sinergi, kolaborasi, dan evaluasi.
BACA JUGA: Presiden Beri Waktu Dua Minggu untuk Jatim Kendalikan Covid-19
Selain membentuk tim gabungan, Khofifah juga akan terus memasifkan tes, pelacakan, isolasi hingga memperbanyak kapasitas perawatan. Untuk hal ini, Pemprov Jatim menerjunkan Tim Gabungan Covid-19 Hunter Dinas Kesehatan lokal khususnya di klaster utama Surabaya Raya.
Kemudian melakukan tracing (pelacakan) minimal 20 orang per kasus positif dan menyediakan ruang isolasi yang lebih besar supaya isolasi menjadi nyaman, dalam hal ini keberadaan RS Darurat bisa dioptimalkan.
“Beban RS juga harus dievaluasi dan relaksasi. Pasien ringan harus benar-benar dipisahkan. Tetapi harus selalu update dengan para pakar,” katanya.
Saat ini, menurut Khofifah, mesin PCR yang ada di Jawa Timur berkapasitas total 2.250 tes per hari dan dalam seminggu bisa melakukan tes pada 13.500 spesimen. Minggu depan rencananya akan dimaksimalkan lagi dengan tambahan mesin PCR serta reagen sesuai kebutuhan.
Khofifah menambahkan terkait pra kondisi memasuki new normal, pihaknya akan melakukan koordinasi ulang dengan Tim Gugus Tugas di Surabaya Raya. Target pembahasan adalah mempertimbangkan penutupan aktivitas di level krusial seperti bioskop, studio, dan taman hiburan indoor.
BACA JUGA: Jokowi Minta Daerah Tidak Terburu ke Era New Normal
Di samping itu, juga membuat zonasi tiap kecamatan berdasarkan 15 indikator epidemiologi dan tidak bisa asal membuka aktivitas.
Mantan Menteri Sosial itu juga akan meluaskan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat dengan melibatkan ulama dan tokoh masyarakat termasuk influencer dan pelaku usaha serta elemen strategis lainnya.
Utamanya terkait pemakaian masker dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Dukungan dan insentif juga perlu disediakan untuk industri masker maupun media supaya masyarakat terbiasa menggunakan masker.
“Ini penting kita lakukan karena riset membuktikan bila 60 persen populasi menggunakan masker kain maka Rate of Transmission (RT) bisa di bawah angka 1 dan kurva bisa turun,” katanya.
