Selasa, 29 June 2021 10:20 UTC
PEMULASARAN: Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan pemulasaran jenazah sendiri hingga menambah lahan pemakaman di TPU Keputih, Selasa 29 Juni 2021. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan pemulasaran jenazah sendiri hingga menambah lahan pemakaman di TPU Keputih. Kebijakan ini dilakukan setelah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendengar bahwa pemulasaran jenazah di salah satu rumah sakit di Surabaya harus antri lama. Bahkan, ada yang antri sampai 20 jam.
“Mendengar informasi itu saya kaget betul. Makanya, saya langsung ambil keputusan bahwa khusus untuk warga Surabaya, pemulasaran jenazahnya bisa dilakukan di Keputih ini,” kata Eri saat meninjau persiapan pemulasaran jenazah di TPU Keputih, Selasa 29 Juni 2021.
Pemkot sudah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk pemulasaran jenazah itu, mulai dari modinnya dan pemandiannya beserta kebutuhan lainnya. Bahkan, untuk umat islam, dari NU dan Muhammadiyah sudah menyiapkan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk merawat jenazah itu.
“Teman-teman Dinsos juga sudah menyiapkan semuanya. Alhamdulillah PCNU dan Muhammadiyah juga sudah menyiapkan orang-orangnya yang mempunyai kemampuan untuk memandikan jenazah itu. Jadi, mulai dimandikan, disalati dan dimakamkan bisa dilakukan di sini, sehingga tidak perlu jauh-jauh nanti,” ia menegaskan.
Baca Juga: Musim Penghujan, Troli Peti Jenazah Dengan Roda “Tank” Mudahkan Pemulasaran Jenazah Covid-19
Sedangkan bagi yang non-muslim, dipastikan juga sudah disiapkan semuanya, termasuk petinya sudah dipersiapkan oleh pemkot. Bahkan, ia juga mengaku sudah menyiapkan petugas khusus untuk merawat jenazah laki-laki dan perempuan.
“Inilah yang bisa dilakukan untuk warga Kota Surabaya, karena mau dimandikan saja antrinya sampai 20 jam. Dan pemulasaran ini nanti melayani 24 jam,” ia mengungkapkan.
Selain itu, pemkot juga menambah lahan pemakaman khusus Covid-19 di TPU Keputih. Meskipun dia sangat berharap penambahan lahan pemakaman itu tidak digunakan oleh warga, karena dia tidak ingin ada korban lagi akibat Covid-19.
“Jadi, ini sifatnya antisipasi, karena kemarin saja yang dimakamkan sesuai protokol kesehatan totalnya sekitar 40-an. Tapi mereka itu ada yang memang pasti Covid-19 dan ada pula yang suspect, gejalanya Covid-19 tapi belum sempat diambil sampelnya sudah meninggal, sehingga kami tetap memakamkan mereka dengan protokol kesehatan Covid-19,” ia menguraikan.
Baca Juga: Viral, Keluarga PDP Covid-19 Meninggal Dipungut Biaya Pemulasaran Jenazah Rp3 Juta
Berdasarkan data yang dimiliki pemkot, selama bulan Juni 2021 ini, jenazah yang dimakamkan sesuai protokol kesehatan (prokes) Covid-19 memang sangat banyak. Data per tanggal 27 Juni 2021, jenazah yang dimakamkan sesuai prokes sebanyak 490, baik yang dimakamkan di TPU Keputih, Babat Jerawat, dan Kremat.
Dalam seminggu terakhir ini, pemakaman sesuai prokes itu meningkat, bahkan sempat sehari mencapai 67 jenazah, meskipun yang dimakamkan itu tidak semuanya positif Covid-19, karena ada pula yang suspect tapi juga dimakamkan sesuai prokes.
Oleh karena itu, sudah waktunya warga Surabaya bangun dari tidurnya yang mulai abai terhadap protokol kesehatan. Kini, sudah waktunya memperketat kembali protokol kesehatan karena kondisi Surabaya sudah sangat mengkhawatirkan lonjakan kasusnya