Selasa, 01 September 2020 05:00 UTC
IDENTITAS. Sebuah identitas KTP yang ditemukan saat penggerebekan kamp ISIS di Yaman. Foto: Croping Twitter FJ @Natsecjeff
JATIMNET.COM, Mojokerto - Sebuah identitas diri, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan atas nama Syamsul Hadi Anwar, alamat Jalan Basket Blok NN 15 RT 1 RW 12 Perumahan Japan Raya, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto menjadi viral di dunia maya
Pasalnya, KTP tersebut ditemukan saat penggerebekan markas ISIS di Yaman. Hal itu terekam dalam video yang diunggah ke media sosial akun Twitter FJ @Natsecjeff. Atas temuan tersebut, aparat dari Kepolisian, TNI, perangkat desa dan Dispendukcapil Mojokerto melakukan pengecekan mengenai keabsahannya.
Ternyata, nama dan alamat berdasarkan KTP tersebut diduga palsu. Sebab, TNI yang melakukan pengecekan tidak ada orang yang bernama Syamsul Hadi Anwar. "Dandim juga anggota sudah ngecek, ternyata itu bukan warga Mojokerto," kata Korem 082/CPYJ Kolonel Inf M Dariyanto.
Begitu juga dengan pihak kepolisian, kalau senada. Bahwa KTP warga negara Republik Indonesia yang beralamatkan di Kecamatan wilayah Sooko Kabupaten Mojokerto sudah dipastikan tidak benar. Karena sudah dilakukan penelusuran bersama TNI, Dispendukcapil.
"Karena apa dari silsilah rumah yang di belakang kami, yang sudah kami cek dengan stakeholder terkait. Ini ditinggali oleh saudara Muhammad Subekhan dari tahun 2010 dan sudah meninggalkan wilayah Kabupaten Mojokerto ke wilayah Kalimantan Tengah," kata Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander.
Houthi video footage from its recent ops against AQAP and IS in al-Bayda. #Yemen
— FJ (@Natsecjeff) August 29, 2020
Part 3 pic.twitter.com/kB6KRWb49A
Hanya saja pada tahun 2015 rumah tersebut rupanya disewa salah satu koperasi selama dua tahun. Sedangkan sejak akhir tahun 2017 hingga saat ini, sudah tidak ada yang menempati kembali rumah yang terletak di Perumahan Japan Raya tersebut.
"Kami masih melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, kami juga mencari informasi tambahan alamat ataupun juga nama yang meninggalkan terakhir kali atau pernah tinggal di sini untuk bisa menggali lebih dalam dan pastikan terkait informasi yg sementara ini lagi viral ditemukannya KTP warga RI di Yaman," ucapnya.
Ia menegaskan, pihaknya akan terus melakukan penulusuran dan penyelidikan terhadap identitas KTP tersebut karena ada indikasi tidak tercatat di data base Dukcapil Kabupaten Mojokerto.
"Sudah di cek oleh tim dari Pemerintah Daerah, dan akan membuat terang suatu peristiwa, dan atau kejadian yag terjadi apa merupakan suatu tindak pidana atau bukan. Sebab sudah menjadi tugas Polri melakukan penelusuran dan penyelidikan," terangnya pada Jatimnet.com, Selasa, 1 September 2020.
Sementara, Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto, Bambang Wahyuadi saat dikonfirmasi mengatakan, NIK yang tercantum dalam KTP atas nama Syamsul Hadi Anwar tidak terdaftar dalam catatan Dispendukcapil. "Dari hasil pengecekan petugas Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto, NIK dan data tersebut tidak ada dalam database," katanya.
BACA JUGA: Video Gerebek Markas Isis di Yaman Temukan KTP Mojokerto Viral, Ini Kondisi Rumahnya
Meski tidak ada dalam data, Dispendukcapil tetap melakukan penelusuran berkoordinasi dengan Kemendagri. "Ini masih belum bisa dipastikan. Masih dikoordinasikan dengan Kemendagri untuk membuka database yang lama," ujarnya.
Dalam penelusuran jatimnet.com, Kepala Desa Salimudin menyakini bahwa pemilik KTP atas nama Syamsul Hadi Anwar bukanlah warga Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
"KTP atas nama tersebut tidak ada di data sini. Selama ini juga tidak ada aktivitas masyarakat di lingkungan perum tersebut yang mencurigakan," ungkapnya pada Jatimnet.com, Senin, 31 Agustus 2020.
Ia menceritakan, awalnya rumah ini sempat ditingali oleh pemiliknya bernama Mukhammad Subekhan yang sejak tahun 2013 ke Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. "Awalnya Pak Aan itu yang tinggal, karyawan Srikandi Mitshubishi sini. Srikandi katanya buka cabang di Kalimantan kalau tidak salah di Pangkalanbun," ungkapnya.
Hariyono salah satu pengurus Rukun Tetangga setempat menambahkan, jika sejak ditinggalkan pemiliknya rumah tersebut kosong. Hanya saja tahun 2014 ada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) "Sumber Jaya Makmur" JawaTimur yang mengontrak rumah tersebut.
"Tapi memang ada lima karyawannya ini yang tinggal atau bermalam di sini dulu. Ini lampiran foto copy KTP nya, dua tahun di kontrakan. Terus kosong lagi sampai atap rumah ini rusak hampir ambruk, ini barusan diperbaiki, yang memperbaiki kakak dari Bu Aan nya cuman rumahnya mana saya gak tahu," terangnya.
Ada lima fotocopy yang dilampirkan pihak koperasi ke dirinya yang sejak tahun 2001 sudah menjadi pengurus RT setempat. Yakni atas nama Rudi Hartono warga Madiun sebagai pimpinan cabang, Aris Dwi Sampurna warga Trenggalek sebagai kasi pengawas.
Sementara tiga nama lainnya merupakan agen operasional, yakni Sutikno warga Jombang, Dedy Cahyono warga Sidoarjo, dan Harisma Yunianto Abadi warga Lampung Utara.
Hanya saja dari nama-nama yang tercantum dalam surat keterangan yang dilampirkan KSP tersebut tidak ada yang menyebutkan nama Syamsul Hadi Anwar. Bahkan juga dengan daftar nama karyawan yang bermalam di rumah tersebut selama dijadikan kantor Koperasi Simpan Pinjam.
"Selama ini tidak ada aktivitas mencurigakan soalnya, dan memang tidak ada nama yang bersangkutan (Syamsul Hadi Anwar) pernah tinggal di sini apalagi di rumah itu (sembari menunjuk rumah yang tepat ada di depan kediamannya)," tandas pria yang lebih dulu tinggal di lingkungan Perumahan Japan Raya ini, sebelum adanya keluarga M. Subhekan.