Selasa, 06 July 2021 05:00 UTC
DITOLAK RUMAH SAKIT: Sony warga Mojokerto saat menjaga bibi-nya di dalam mobil mengaku ditolak di sejumlah rumah sakit di Mojokerto, Selasa 6 Juli 2021. Foto: Karin.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Warga Desa/Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto berinisial NS, ditolak di sejumlah rumah sakit milik pemerintah dan swasta di Kota/Kabupaten Mojokerto. Padahal kondisi NS itu kritis saat diantarkan saudaranya. Akhirnya ia pun terpaksa harus antre beli tabung oksigen di salah satu alat kesehatan Jalan Brawijaya, untuk membantu pernapasan
dalam kondisi kritis terpaksa antre beli tabung oksigen di salah satu toko alat kesehatan (Alkes), Jalan Brawijaya. Pasalnya ia ditolak banyak rumah sakit milik pemerintah dan swasta di Kota/Kabupaten Mojokerto, Selasa 6 Juli 2021 pagi.
Seperti diungkapkan Sony, yang merupakan keponakan pasien itu bahwa dirinya sudah berjam-jam mengantri di toko alkes untuk membeli tabung oksigen dan regulatornya seharga Rp 3 juta-an
Lantaran, ia mengaku sejak pukul 05 30 WIB sudah berkeliling di lima rumah sakit. Tapi tak mendapatkan perawatan dikarenakan semua rumah sakit beralasan penuh penanganan pasien Covid-12.
Baca Juga: RS Penuh Pasien Covid, PMI Mojokerto Kesulitan Rujuk Korban Kecelakaan
Yakni, Rumah Sakit Citra Medika, Rumah Sakit Kamar Medika, Rumah Sakit Emma, Rumah Sakit Sakinah, Rumah Sakit Gatoel, Rumak Sakit Rekso Waluyo, dan Rumah Sakit Umum Daerah Prof dr Wahidin Sudirohusodo.
"Dari pagi mulai setengah 6, cari rumah sakit gak dapat. Akhirnya sama anaknya diminta beli oksigen ini," ungkap Sony keponakan NS, sembari menunjukkan kondisi pasien yang sudah kesulitan bernapas di dalam mobil.
Ia mengungkapkan, kalau bibinya itu memang sudah memiliki penyakit stroke, jantung dan akhirnya sejak tiga hari lalu mengalami sesak nafas. "Stoknya di RSUD tadi khusus buat warga kota saja, kamar juga gak ada. Akhirnya ini mau dibawa pulang saja," ia membeberkan.
Usai mengantri, ia dan penjaga toko pun langsung memasangkan tabung oksigen ke bibinya yang semakin kesulitan bernafas di dalam mobil.
Baca Juga: Viral Video Mobil Halangi Ambulans, Ini Tanggapan PMI Mojokerto
Terpisah, Subro penjaga toko alkes, mengatakan sejak satu pekan terakhir penjualan tabung oksigen baru dan isinya cukup meningkat. Dalam satu hari ia bisa melayani 10 warga yang membeli tabung oksigen lengkap dengan regulatornya.
"Sebelumnya sehari cuman 3 sampai 4 tabung. Tapi udah satu minggu ini sehari sampai 10 tabung," bebernya.
Dirinya cukup kewalahan melayani pembeli, terlebih stok di gudang pemilik toko alkes tersebut semakin menipis. Tak sampai disitu, pelayanan isi tabung oksigen pun sudah tak ada. Pasalnya terkendala pengiriman dari pabrik isi oksigen yang sudah tak menyuplai isi ulang tabung oksigen ke toko ini sejak lama.
"Kita juga udah gak bisa melayani isi ulang oksigen, jadi harus beli tabung oksigen baru ukuran satu meter seharga 2 jutaan. Kalau regulatornya 1 jutaan. Ini juga sudah menipis," memungaksi.