Selasa, 12 February 2019 06:20 UTC
Foto: Pixabay
JATIMNET.COM, Surabaya – Penelitian di Prancis berhasil menemukan hubungan antara konsumsi makanan ultra proses dengan risiko kematian untuk pertama kalinya. Studi tersebut melibatkan pemantauan diet 45 ribu orang Prancis antara 2009 dan 2017. 600 di antaranya meninggal selama kurun waktu penelitian.
Hasil penelitian itu diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine dan American Medical Association, Senin lalu dilansir dari www.afp.com, Selasa 12 Februari 2019. Setidaknya 45.000 responden berusia di atas 45 tahun terlibat dalam studi tersebut. Mayoritas adalah perempuan.
Responden diminta untuk mengisi tiga survei online secara acak selama dua minggu setiap enam bulan sekali. Survei berkaitan dengan seluruh minuman dan makanan yang dikonsumsi selama 24 jam. Sekitar 600 orang meninggal selama rentang waktu tujuh tahun penelitian.
Para peneliti menghitung dan menemukan kesimpulan bahwa orang yang mengonsumi 10 persen makanan olahan meningkatkan potensi kematian 15 persen. Meski begitu, para peneliti mengingatkan masih banyak pekerjaan rumah untuk menemukan mekanisme mana yang berperan dalam peningkatan rIsiko kematian tersebut.
BACA JUGA: Pola Kampanye yang Berubah Hambat Industri Makanan dan Minuman
“Tetapi kita tidak boleh khawatir, atau mengatakan bahwa makan makanan olahan memberi Anda peluang 15 persen lebih tinggi untuk mati," kata Mathilde Touvier, direktur tim penelitian epidemiologi gizi di Universitas Paris 13, yang mengelola NutriNet-Sante bersama tim dari Inserm, Inra dan CNAM. "Ini adalah langkah lain dalam memahami tentang hubungan antara makanan ultra-olahan dengan kesehatan," tambahnya.
Tahun lalu, para peneliti Perancis menerbitkan hasil penelitian NutriNet-Sante dalam mengamati potensi lebih banyak kanker di antara konsumen makanan berat.
Makanan ultra proses berada di bawah empat kelompok dalam sistem klasifikasi makanan NOVA yang diakui oleh lembaga kesehatan termasuk Food and Agriculture Organization (FAO) PBB.
Makanan tersebut telah mengalami sejumlah proses transformasi termasuk pemanasan pada suhu tinggi, keberadaan aditif, pengemulsi dan texturizer. Banyak produk siap pakai yang kaya akan garam atau gula dan rendah vitamin serta serat termasuk dalam kategori ini.
BACA JUGA: Makanan Jawa Timur Berbahan Petis yang Bikin Lapar
Pesan penting lain yang harus diambil dari penelitian ini bahwa makanan tersebut dikonsumsi secara tidak proporsional oleh orang-orang berpenghasilan rendah, kata Profesor Nita Forouhi dari Fakultas Kedokteran Klinik Universitas Cambridge.
"Makanan seperti itu menarik karena cenderung lebih murah, sangat enak karena kadar gula, garam dan lemak jenuh yang tinggi, tersedia secara luas. Lebih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan ini."