Selasa, 18 June 2019 01:10 UTC
Ilustrasi tambak udang. Foto: Wikimedia
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Tambak ramah lingkungan yang akan dikembangkan di Banyuwangi akan dipadukan dengan destinasi ekowisata.
Konsep tersebut menjadi bagian pembahasan dalam sosialisasi program pengembangan akuakultur yang ramah lingkungan berbasiskan daya dukung bentang lahan di Kabupaten Banyuwangi, di Hotel Dialoog Banyuwangi, Senin 17 Juni 2019.
Program yang didanai The Walton Family Foundation itu dikerjakan oleh empat lembaga swadaya masyarakat (LSM) nasional dan internasional hingga 2020.
BACA JUGA: Petambak Udang Banyuwangi Kembangkan Tambak Ramah Lingkungan
Keempat LSM ini adalah Conservation International (CI), The Sustainable Trade Initiative atau Indonesia Dagang Hijau (IDH), Sustainable Fisheries Partnership (SFP), dan Longline Environment.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Muhammad Yanuar Barmuda mengatakan, pemerintah daerah meminta program juga dikembangkan ke arah ekowisata untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar destinasi.
"Yang berhimpitan dengan potensi wisata agar juga dijadikan tambak wisata dengan kegiatan-kegiatan edukasi," kata Bram, sapaan Muhammad Yanuar Bramuda, kepada Jatimnet.com, Senin 18 Juni 2019.
BACA JUGA: Pemkab Kulon Progo Kehilangan Potensi Penghasilan Rp 31,860 Miliar
Dia mengatakan, langkah itu akan membuat tambak menyerap tenaga kerja lebih banyak sebagai pemandu wisata, penyedia kuliner, sehingga tak hanya pengurus tambak. Kegiatan yang bisa diikuti wisatawan mengikuti lelang udang, edukasi, kuliner, hingga pagelaran festival panen raya tambak.
Dengan itu kesan tambak yang selalu tertutup dengan pagar tinggi dan penjagaan yang ketat bisa berubah menjadi terbuka dan lebih bersahabat dengan masyarakat luas.
Dosen Ilmu Perikanan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Ervina W Setyaningrum menambahkan, pemanfaatan Corporate Social Responsability (CSR) perusahaan tambak bisa disalurkan dalam bentuk penanaman mangrove. Selain mendukung konservasi, hutan mangrove bisa menjadi destinasi yang menarik pengunjung.
BACA JUGA: Bersilaturahmi Lebaran dengan Lomba Perahu Layar
"Sebagai penyambung keinginan pemkab terkait ekowisata, dan produktivitas tambak," kata Ervina.
Dane Clinger dari CI mengatakan di kepulauan Hawaii bagian utara juga ada kawasan budidaya tambak udang. Sebagian merupakan destinasi yang dikunjungi wisatawan yang datang ke Hawaii.
Wisatawan yang datang disuguhi wisata kuliner makanan dari hasil tambak. Selain itu mereka berinteraksi dengan pekerja tambak. Juga melihat proses pertambakan dengan baik dan berkelanjutan. "Beberapa titik jadi obyek wisata," kata Dane.
Wilayah pertambakan yang akan disasar di Banyuwangi belum ditentukan dan akan dibahas bersama komunitas Shrimp Club Indonesia di Banyuwangi. Tak hanya teknik pertambakan intensif, petambak akan dikenalkan pada prinsip kelestarian, akses permodalan, dan eksportir udang vaname yang mereka hasilkan.