Rabu, 27 January 2021 11:20 UTC
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Yasin saat dalam pembahasan Pengembangan Desa Wisata Berbasis BUMdesa, Rabu 27 Januari 2021. Foto
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Jawa Timur masih memiliki pekerjaan rumah. Belum ada sepuluh persen Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Jatim ini yang maju.
"Yang dikategorikan maju baru 532. Artinya apa? Belum ada 10 persen BUMDesa di Jatim ini yang maju. Ini tugas dan tanggung jawab siapa? Tentunya kita semua," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Yasin dalam keterangan resminya, Rabu 27 Januari 2021.
Yasin menyebutkan, dari sisi jumlah perkembangan BUMDes di Jatim mencapai 6.114 yang berjalan. Sebanyak 267 diantaranya bergerak di sektor wisata.
Yasin mengeklaim telah melakukan pembinaan terhadap 20 BUMDes di 2020. Tahun ini jumlahnya akan ditambah sebanyak empat BUMDes. Keempatnya yakni Kendalbulur (Tulungagung), Penanggal (Lumajang), Sukosari Kidul (Bondowoso), dan Cendono (Pasuruan).
Baca Juga: Wagub Emil Sebut Ada Dua Jalur Konsep Pengembangan BUMDes
Pihaknya bersyukur di tengah situasi pandemi Covid-19 ada salah satu stakeholder yang sangat peduli dengan BUMDes. PT HM Sampoerna bersama Yayasan Rumah Kita dan Universitas Airlangga (Unair) ikut turun membantu.
"Kami mengapresiasi baik atas kerja sama yang dilakukan ini. Karena kami ingin ke depan BUMDesa di Jatim tidak hanya baik dari sisi kuantitas tapi juga kualitas," tegasnya.
Kepala Departemen Hubungan Regional dan Keberlanjutan PT HM Sampoerna Tbk, Kukuh Dwi Kristianto mengatakan komitmennya tentang pemberdayaan BUMDes di Jatim.
"Program ini kami yakini dapat membantu proses pengentasan kemiskinan di Jatim, serta turut andil dalam membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi," kata dia.
Baca Juga: BUMDes Berkategori Maju di Jatim Masih Sangat Kecil
Direktur Program Klinik Pengembangan BUMDesa Jatim 2021, Nova Hariyanto menambahkan, program pengembangan BUMDes dilatarbelakangi potensi wisata Jatim.
Pertimbangannya, kepariwisataan merupakan salah satu konsen program prioritas Pemprov Jatim program Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera).
Dengan konsen tersebut, kondisi wisata Jatim dalam enam tahun terakhir terpantau mengalami mengalami peningkatan sangat signifikan. Pada 2019, sektor pariwisata bahkan menyumbang 7,21 persen perekonomian Jatim. "Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata menjadi daya tarik yang terus perlu dikembangkan," kata Nova.