Kamis, 06 February 2020 00:00 UTC
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta siswa SMP di Kota Malang korban bullying, atau perundungan teman sekolahnya mendapatkan pendampingan baik dokter medis maupun psikolog.
Khofifah tidak ingin siswa tersebut mengalami trauma psikis berkepanjangan yang mengganggu minat belajarnya. "Tujuannya agar korban tidak mengalami trauma pasca mengalami perundungan yang cukup parah, bahkan sampai ada bagian tubuhnya yang diamputasi," ujar Khofifah dalam keterangan resminya, Rabu 5 Januari 2020.
Hal yang sama, menurut Khofifah juga diberikan kepada pelaku perundungan. Menurutnya penting kepada mereka yang melakukan bulliying harus dibina agar kelak tidak terjadi kejadian serupa.
BACA JUGA: Kasus Perundungan di Kalangan Pelajar Mojokerto Menurun
"Kemudian juga pelakunya. Pendampingan orang tua, guru sekolah sangat dibutuhkan. Bagaimana agar anak-anak yang masih di bawah umur ini bisa mendapatkan pemahaman yang tepat bagaimana menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan sebayanya," bebernya.
Mantan Menteri Sosial itu mengimbau pada seluruh guru sekolah di Jawa Timur tak lengah dalam mengawasi siswanya di sekolah. Tidak hanya prestasi akademiknya saja yang diperhatikan, tetapi juga perilaku dan interaksi antar siswa di sekolah.
Khofifah berharap, jika ditemukan indikasi yang menyimpang, termasuk mengarah ke perundungan, guru bisa gerak cepat untuk bisa mengantisipasinya. Jangan sampai kejadian perundungan baru diketahui dan dihentikan ketika sudah ada jatuh korban.
BACA JUGA: Perundungan Terhadap Anak Tren di Kalangan Remaja
Selain itu, Khofifah juga menekankan pentingnya fungsi konseling di sekolah. Menurutnya konseling fungsinya sangat penting untuk mengkomunikasikan masalah-masalah yang terjadi pada siswa di sekolah.
"Jika fungsi konseling ini berjalan baik, siswa akan terbiasa untuk menceritakan masalah yang mereka hadapi pada gurunya atau konselor sebayanya. Ini menjadi penting, agar hal-hal yang tidak kita inginkan bisa dicegah lebih awal," tandas Khofifah.
Kasus perundungan menimpa siswa SMP berinisial MS. Ia dibully dengan kekerasan yang menyebabkan syaraf jari tengah tangan kanannya tidak berfungsi, dan sempat vital di media sosial. Tim dari dokter Rumah Sakit Lavalette memutuskan agar jari tengah MS harus diamputasi.