Sabtu, 05 October 2019 15:58 UTC
HUT TNI. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memotong tumpeng dalam peringatan HUT TNI 74 di lapangan Makodam V/Brawijaya, Sabtu 5 Oktober 2019. Ia mengingatkan TNI harus bersiap menghadapi pertempuran baru, perang siber. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Tentara Nasional Indonesia harus bersiap bertempur di medan baru, dunia maya. Pasalnya, paham terorisme dan propaganda radikalisme agama kini menyebar melalui jaringan internet.
“Cyber war inilah yang harus juga diantisipasi TNI. Karena berbagai Ideologi, politik, dan sosial-budaya dari manapun dapat dengan mudah diakses dan dikirim masuk ke wilayah NKRI melalui jaringan internet global," ujar Khofifah saat menghadiri peringatan HUT TNI 74 di lapangan Makodam V/Brawijaya, Sabtu 5 Oktober 2019.
BACA JUGA: Lima Anggota TNI Diskors Terkait Ujaran Rasis di Depan Asrama Mahasiswa Papua
Ia berharap TNI mampu menjadi penjaga gerbang dunia maya Indonesia. Sehingga semakin kokoh mempertahankan keutuhan NKRI. Ia pun yakin TNI mampu menjadi kekuatan militer yang tangguh, disegani, serta diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Untuk itu, Khofifah mengajak TNI merangkul seluruh elemen masyarakat, bersama-sama membangun bangsa, menghalau paham dan kekuatan yang tidak sesuai dengan cita-cita, tujuan negara, dan nilai Pancasila. “Jangan sampai ada hal yang membuat TNI berjarak dengan rakyat," ungkapnya.
Sementara itu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Wisnoe Prasetja Boedi mengatakan, tugas TNI tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis yang berkembang dinamis dan semakin kompleks.
BACA JUGA: Kendaraan Perang TNI Jadi Rebutan Warga Situbondo
Perkembangan dunia telah menciptakan dimensi dan metode peperangan baru. Kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, juga membawa dampak disruptif di berbagai bidang. Salah satu contohnya adalah perang siber yang disertai perang informasi.
Meski tidak menghancurkan, menurut dia, persoalan tersebut sangat merusak bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. "Konsep ini yang mengaburkan perang konvensional dengan menggeser dimensi waktu. Oleh karenanya, ancaman yang timbul baik militer maupun nirmiliter telah berubah dan TNI harus siap menghadapinya," kata dia.
