Rabu, 17 February 2021 07:20 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Ponorogo – Hengki Pemuda, berusia 28 tahun asal Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo harus hidup di balik “penjara” rumahnya sendiri. Pasalnya, kalau sudah berada di luar, selalu ganggu warga atau masyarakat sekitar.
Dari pantauan jatimnet.com, Hengki dikurung di tempat tinggalnya, di dalam kamar yang terbuat dari semen cor dengan pintu dari teralis besi. Sementara bangunan cor hanya berukuran 2 x 2 meter dengan tinggi bangunan 2,5 meter.
Di dalamnya hanya ada sebuah tempat tidur yang menjadi satu dengan kamar mandi. Sementara untuk keperluan makan dan minum selalu diberi oleh ibunya yang memang tinggal satu rumah dengannya.
Mengenai hal tersebut dibenarkan Kepala Desa Grogol, Jalu Prasetyo, bahwa warganya yang di penjara dirumahnya itu karena sering mengganggu warga sekitar. Bajakan, saat ketemu warga Hengki mengamuk dan memukul tetangganya karena emosinya yang tidak stabil.
“Sebelumnya sudah pernah saya temui, saya ajak omong-omongan sebenarnya nyambung. Namun beberapa kali membuat ulah dan warga merasa resah,” kata Jalu, Rabu 17 Februari 2021.
Jalu menambahkan, selain ngamuk dan memukul orang, Hengki juga sering meminjam motor tetangganya. Begitu bensin motor yang dipinjam habis, ditinggal begitu saja di pinggir jalan.
“Dari situ saya sudah beberapa kali melakukan pendekatan dengan membeberikan ia pekerjaan. Tapi tidak bertahan lama, setelah itu tidak bekerja lagi,” terang Jalu.
Bahkan pihak desa juga telah berusaha untuk memberikan pengobatan kepada Hengki dengan mengantarkannya ke RSJ di Malang. Namun ketika sudah dinyatakan sembuh dan kembali lagi ke rumah, Hengki kembali berbuat ulah. Bidan di Puskesmas Sawoo juga sudah sering didatangkan oleh desa untuk memeriksa kejiwaan Hengki, namun sering kambuh dan berulah kembali.
“Hengki ini memang dat nyeng, jadi kadang dia memang nyambung, kadang berulah,” ujar Jalu.
Karena ulahnya yang meresahkan itulah, beberapa warga mendesak agar Hengki dipasung. Namun pihak desa tidak mengizinkan jika ada pemasungan terhadap Hengki, lebih baik dibuatkan kamar agar tidak keluyuran.
“Saya sudah memberi pengertian ke beberapa warga tempat ia tinggal, namun karena desakan warga agar Hengki dikurung dan pihak keluarga setuju, akhirnya keluarga membuat ruangan tersebut untuk mengurung Hengki,” tutur Jalu.