Rabu, 21 October 2020 06:40 UTC
VIRAL: Sebuah video viral di grup sosial media Facebook yang memperlihatkan warga menggotong keranda mayat dengan menyeberang sungai ramai dikomentari warganet.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Sebuah video viral di grup sosial media Facebook yang memperlihatkan warga menggotong keranda mayat dengan menyeberang sungai ramai dikomentari warganet. Pasalnya selain akses harus menyeberang sungai, jalan setapak dilewati warga untuk turun ke sungai juga dirasa cukup berbahaya karena sangat curam dan dalam.
Dalam video debit tersebut terlihat air sungai masih kecil, sehingga warga masih bisa melewati sungai selebar 10 meter tersebut. Dalam postingan yang bertuliskan “ngene iki pemerintah ora enek seng nduwe cita-cita gawekne jembatan to? Lokasi Kadipaten Babadan,” (kayak gini pemerintah nggak ada yang punya keinginan bikinin jembatan? Lokasi Kadipaten, Babadan) menuai banyak komentar warganet yang menyayangkan pemerintah tidak membangun akses jembatan penghubung.
Mengenai hal tersebut, perangkat Kelurahan Kadipaten, Wasis Nur Hidayat menjelaskan, bahwa lokasi pemakaman yang berada di Dusun Menggungan, Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Babadan saat ini sudah tidak pernah digunakan warga lagi selain yang mempunyai keluarga pernah dimakamkan di pemakaman tersebut.
BACA JUGA: Viral Video Pengendara Motor Ditampar Sandal, Ini Penjelasannya
“Biasa disebut makam Gedong, itu makam tua yang sudah sangat jarang digunakan. Letaknya juga sudah diperbatasan dengan Desa Cekok,” kata Wasis, 21 Oktober 2020.
Ia menerangkan jika saat ini makam yang baru dan letaknya tidak perlu menyeberang sungai telah ada. Bahkan akses untuk menuju makam Gedong sebenarnya juga telah ada, hanya saja memang harus memutar hampir sejauh 2 kilometer. Namun jika melewati sungai hanya berjarak beberapa ratus meter.
Makam yang baru juga letaknya lebih dekat dan tidak perlu untuk menyeberang sungai. Namun untuk menuju akses makam Gedong harus memutar melewati jembatan permanen yang memang untuk menghubungkan desa Kadipaten dengan Desa Cekok.
BACA JUGA: Viral Video Berjudul “Puskesmas Menjerit”, Pemkot Surabaya Pastikan Hoaks
“Untuk warga kami sendiri sebenarnya tidak keberatan jika ingin memakamkan kerabatnya di makam Gedong dan harus menyeberang sungai, karena sudah biasa. Namun kebetulan yang memposting memang bukan warga asli Kadipaten,” terang Wasis.
Bahkan pihak desa bersama warga sekitar sudah beberapa kali membuat jembatan darurat dari bambu, namun beberapa kali diterjang banjir akhirnya hanyut. Sedangkan jika dibuatkan jembatan permanen, nilai manfaatnya tidak besar, karena hanya menghubungkan ke makam Gedong.
“Warga sebenarnya sudah tidak pernah memakamkan di makam Gedong, kecuali yang memang ingin dimakamkan dekat makam kerabatnya,” pungkas Wasis.