JATIMNET.COM, Ponorogo – Wacana pemerintah menaikkan biaya haji hingga Rp 69 juta, disebut oleh Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo masih tergolong murah dan terjangkau. 

Hal ini didasarkan pada besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang saat ini mencapai Rp 98 juta, dimana rincian biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) sebesar 70 persen dan nilai manfaat sebesar 30 persen. Sehingga besaran biaya yang akan ditanggung oleh jamaah haji sebesar Rp 69 juta.

Kepala Kemenag Ponorogo, Mohammad Nurul Huda, mengatakan jika rincian biaya tersebut masih tergolong murah. Terlebih besaran Bipih yang harus dibayarkan oleh calon jamaah haji sebenarnya juga sama jika dibandingkan dengan tahun 2010 hingga 2013.

“Bandingkan dengan umroh yang hanya 10 hari harus membayar Rp 30 juta, sedangkan haji sampai 40 hari,” kata Huda, 2 Februari 2023.

Baca Juga: Evaluasi Puncak Haji, Ini 12 Hal yang Harus Diperbaiki  

Selain itu, dengan biaya yang ada saat ini, seluruh jamaah haji juga akan mendapatkan fasiltas yang sepadan. Seperti zonasi jamaah haji yang akan dikelompokkan berdasarkan daerahnasalnya.

Selain itu ketika jamaah dinarafah, akan ditempatkan ditenda besar, lengkap dengan tempat tidur dan ber-AC. “Jamaah juga tidak perlu memasak, karena sudah disediakan seluruhnya oleh penyelenggara,” ungkap Huda.

Bahkan ditengah wacana pemerintah menaikkan biaya ibadah haji tersebut, setiap harinya, Kemenag Ponorogo masih tetap rami dengan masyarakat yang ingin mendaftar haji dan berkonsultasi haji.

Seperti halnya, Siswanto, 55 tahun, warga Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, ini tetap akan mendaftar haji meski akan ada wacana kenaikan tarif haji. Ia pun sudah mempersiapkan seluruh biaya haji setahuj belakangan.

“Sempat kaget juga ketika biaya haji akan naik, tapinya mau gimana lagi. Asal niat pasti akan ada jalan,” ujar Siswanto.