Selasa, 26 February 2019 04:59 UTC
Ilustrasi kesehatan otak. Foto: pixabay
JATIMNET.COM, Surabaya – Sebuah penelitian baru menemukan bahwa kekurangan vitamin D bisa memengaruhi jenis “perancah” (tumpuan) otak yang mendukung neuron. Temuan ini bisa mengarah pada pada terapi baru untuk gejala neurologis kondisi kesehatan mental seperti skizofrenia.
Mengutip Medical News Today, Selasa 26 Februari 2019, Vitamin D yang biasanya disebut sebagai "vitamin sinar matahari," diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang. Ini juga menguntungkan sistem kekebalan dan kardiovaskular, serta fungsi endokrin.
Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko hipertensi, dan secara negatif memengaruhi sekresi insulin pada orang dengan diabetes tipe 2.
Studi yang lebih baru berfokus pada hubungan potensial antara vitamin D dan kesehatan otak. Sebagai contoh, sebuah studi baru-baru ini yang dilaporkan oleh Medical News Today memperkuat gagasan bahwa mungkin ada hubungan antara kekurangan vitamin D dan risiko skizofrenia yang lebih tinggi.
BACA JUGA: Otak Einstein Dicuri, Setelah Diteliti Tidak Istimewa?
Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang selamat dari serangan jantung mendadak lebih kecil kemungkinannya untuk memulihkan fungsi otak jika mereka memiliki kadar vitamin D.
Sebuah studi baru menggali lebih dalam hubungan antara vitamin D dan fungsi otak untuk menemukan alasan potensial mengapa nutrisi mungkin menjadi kunci fungsi memori.
Thomas Burne, seorang profesor di Institut Otak Universitas Queensland di St. Lucia, Australia, memimpin penelitian baru ini. Burne dan rekan-rekannya menerbitkan temuan mereka di jurnal Trends in Neurosciences.
Burne menjelaskan motivasi untuk penelitian ini, dengan mengatakan, "Lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia dipengaruhi oleh kekurangan vitamin D, dan ada hubungan yang kuat antara kekurangan vitamin D dan gangguan kognitif."
BACA JUGA: Adu Otak Atau Otot?
"Sayangnya, bagaimana vitamin D mempengaruhi struktur dan fungsi otak tidak dipahami dengan baik, jadi masih belum jelas mengapa kekurangan menyebabkan masalah."
Untuk menentukan mekanisme yang mendasarinya, Burne dan rekannya mencabut tikus dewasa yang sehat dari diet vitamin D selama 20 minggu, setelah itu mereka menggunakan tes untuk membandingkannya dengan kelompok tikus kontrol.
Tes kognitif mengungkapkan bahwa tikus yang kekurangan vitamin D kurang dapat mempelajari hal-hal baru dan mengingat dibandingkan dengan tikus pada kelompok kontrol.
Jaring perineuronal bertindak seperti "perancah" di otak. "Jaring ini membentuk jaring yang kuat dan suportif di sekitar neuron tertentu, dan dengan melakukan itu, mereka menstabilkan kontak yang dibuat sel-sel ini dengan neuron lain," jelas Burne.
BACA JUGA: Anak Tantrum, Perilaku Buruk Atau Gangguan Kesehatan Mental?
Peneliti selanjutnya melaporkan bahwa, "Ada juga pengurangan tajam dalam jumlah dan kekuatan koneksi antara neuron di [hippocampus]."
Meskipun penelitian tidak secara tegas menetapkan mekanisme ini, para peneliti berpikir bahwa kekurangan vitamin D membuat jaring perineuronal lebih rentan terhadap aksi degradasi enzim.
"Ketika neuron dalam hippocampus kehilangan jaringan perineuronal yang mendukung, mereka mengalami kesulitan mempertahankan koneksi, dan ini pada akhirnya menyebabkan hilangnya fungsi kognitif," kata Burne.
Penulis juga berpikir bahwa gangguan fungsi otak pada hippocampus dapat berkontribusi pada beberapa gejala skizofrenia, seperti kehilangan memori dan distorsi kognitif.
"Langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis baru ini tentang hubungan antara kekurangan vitamin D, jaring perineuronal, dan kognisi," kata Burne. Peneliti berharap tentang implikasi terapeutik dari temuan timnya.